13. Asing

151 7 3
                                    

Pagi ini bintang terbangun dari tidurnya, dia melihat bahwa pak satpam yang semalam telah menemaninya tengah membuka kan gerbang untuk ibu dan ayahnya. Ya seperti biasa Rey dan Anna akan pergi ke kantor pagi-pagi.

"Tuhan mengapa nasibku seperti ini, aku merasa sangat asing di keluarga ku sendiri" Batin bintang.

Pak satpam kembali ke pos untuk menemui bintang.
"Dent, saya mau mandi dulu ya, adent masuk aja nyonya dan tuan sudah berangkat kerja tidak akan Adan yang memarahi dent bintang" ucap bapak satpam.

Bintang hanya mengangguk dan tersenyum, Pak satpam akhirnya pergi meninggalkan bintang. Bintang melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam rumah, dia memasuki kamarnya suasana sepi di dalam kamar tidak ada lagi langit yang selalu masuk dan mengganggu dirinya.

"Langit, kemana dia tumben sekali dia tidak ke kamar ku. Biasanya dia mengganggu diriku" batin bintang.

Bintang memutuskan untuk turun kebawah dan mengambil minum, dia melihat langit tengah sarapan di meja makan, dalam hati bintang ingin sekali menyapa dan mengganggu langit seperti biasa yang selalu mereka lakukan. Namun kali ini rasanya seperti canggung, langit sangat acuh seakan tidak memperdulikan keberadaan dirinya.

Bintang mengambil air minum dia berniat duduk bersama langit, tetapi langit malam berdiri dan berniat untuk pergi.

"Gue udah selesai, kalau Lo mau makan ambil sendiri aja ya gue mau langsung ke kamar" ucap langit tanpa melihat bintang.

Bintang mengangguk dan tersenyum kepada langit, tapi langit malah pergi meninggalkan bintang sendiri tanpa membalas senyum bintang.

"Semarah itu Lo sama gue lang, asing banget kita hari ini, gue bener-bener sendiri kali ini. Jingga aku butuh kamu". Batin bintang.

*****

Diatas tangga langit tengah memperhatikan bintang yang tengah makan. Sebenarnya langit tidak benar-benar marah pada bintang, hanya saja dia sedikit kecewa karena rasa cemburu yang timbul di dalam hatinya.

"Makan yang banyak kak, gue harap Lo gak sakit lagi, maaf kalau gue harus nyuekin Lo" batin langit .

Langit sebenarnya sangat khawatir dengan keadaan bintang, dia lupa bahwa bintang sedang sakit dan harus minum obat langit memberanikan diri untuk menemui bintang.

"Kak, ini obat Lo jangan lupa buat diminum" langit memberikan obat tersebut lalu pergi kembali ke kamarnya.

"Ternyata di balik cueknya dia ke gue, dia tetap ingat bahwa gue harus minum obat, Lang maaf kalau gue udah bikin Lo kecewa, Lo adik terbaik gue" batin bintang.

Bintang menyelesaikan makannya dia lalu meminum obat yang telah diberikan oleh langit.

"Sebenarnya gue sakit apa ya, sampai-sampai gue harus minum obat sebanyak ini?" Ucap bintang di dalam hatinya.

Beberapa bulan lalu bintang divonis memiliki kanker dan sudah stadium 3 namun dia tidak mengetahui penyakit dirinya sendiri. Hanya langit yang mengetahui apa penyakit bintang, langit belum bisa memberi tahu bintang karena dia khawatir bintang akan syok mendengar apa yang sebenarnya terjadi padanya.

"Gue harus coba nanya ke langit, apa sebenarnya penyakit gue. Gue minum obat terus tanpa tau apa yang sebenarnya penyakit yang ada di tubuh gue" batin nya.

Saat bintang tengah meminum obat tiba-tiba hidung nya mengeluarkan darah segar. Bintang yang merasa ada sesuatu yang keluar dari hidungnya pun langsung meraba hidungnya, betapa syok nya dia saat melihat di tangan nya begitu banyak darah, dia segera mengambil tisu yang ada dimeja makan untuk menyumbat darah yang terus mengalir keluar dari dalam hidungnya.

"Ah, kenapa ini? Kenapa hidung gue ngeluarin darah, ah" sambil menekan lubang hidungnya menggunakan tisu.

"Gue harus nanya langit sekarang juga" batin bintang.

Bintang dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang