00. PROLOG

13 2 0
                                    

"Dengan ini, eksekusi Yang Mulia Ratu Helena Ferald Georgia atas kasus pengkhianatan kepada kerajaannya sendiri, dimulai!"

Tepat setelah aba-aba tersebut, salah seorang prajurit memotong tali yang menggantung mata pisau pada Guillotine.

Wanita yang berada pada bawah mata pisau itu menutup mata rapat-rapat dan meneriakkan beberapa kalimat di kepalanya.

"Kebebasan dan keabadian"

Bersamaan dengan mata pisau yang jatuh kebawah, kepala wanita itu pun terpenggal dan menggelinding jatuh memisahkan diri dari badannya.

Semua rakyat yang melihat itu pun langsung bersorak gembira.

Kesengsaraan mereka selama beberapa tahun ini akhirnya terselesaikan bersamaan dengan berakhirnya nyawa sang ratu tirani tersebut.

Tanpa disadari orang-orang, sebuah bola kecil seperti cahaya mulai keluar dari dalam tubuh sang ratu tadi dan terbang ke langit. Begitu cahaya itu ada di udara, muncul cahaya lainnya dan menyatu dengan bola cahaya tadi, kemudian bola cahaya tersebut terbang pergi tanpa tujuan.

.

.

*10 Tahun Kemudian...

Seorang pria berambut hitam berjalan mondar-mandir di depan pintu rumahnya dengan wajah cemas dan khawatir.

Melihat pria itu cemas, pria berambut pirang lainnya menghampiri pria tadi dan mencoba menenangkannya.

"Tenanglah, aku yakin Margaret akan baik-baik saja" ujar pria berambut pirang

"Bagaimana aku bisa tenang, kakak. Ini adalah anak pertama kami" ujar pria berambut hitam tadi masih dengan rasa cemas.

Tak berselang lama kemudian terdengar suara tangisan bayi dari dalam rumah.

Seketika ekspresi kedu pria tadi langsung berubah dan memasang senyuman lebar nan berseri di wajah mereka. Bergegas mereka masuk kedalam rumah dan mengecek kondisinya.

Didalam kamar, terdapat seorang wanita yang terbaring lemah dengan bersimbah keringat dan ekspresi yang lesu.

Pria berambut hitam tadi menghampiri wanita itu dan merapihkan rambut hitam wanita itu yang berantakan pasca melahirkan.

Wanita itu yang merasakan sentuhan hangat dari seseorang yang dikenalinya itu langsung tersenyum.

Perhatian pria itu kini beralih pada seorang bayi kecil yang berada di sebelah wanita tadi. Rambut hitam lebat dari bayi itu langsung menjadi sorot perhatian utama dari pria itu.

Pria itu tersenyum lebar melihat bayi yang lahir dengan sehat tanpa cacat sedikitpun itu, hati dan pikirannya terasa hangat melihat putranya lahir.

"Anak ini akan kuberi nama Asher"

Wanita yang masih terbaring lemas di kasur itu tersenyum dan mengelus lembut bayinya.

"Nama yang indah"

ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang