12. Kematian

0 0 0
                                    

"Ash kapan tidur?" tanya Brittany lalu ia menguap lebar

"Kalau kau mengantuk, tidur duluan saja" Ash membalikkan halaman buku yang dipegangnya lalu bersandar pada rak buku di belakangnya

"Bri mau tidur setelah Ash tidur" bantah Brittany

"Tapi ini sudah tengah malam, kau harus tidur atau paman akan memarahiku" ujar Ash.

Brittany merangkak mendekat Ash lalu duduk di sebelahnya dan menyandarkan kepalanya pada pundak Ash.

Mata Brittany tak sengaja melihat kearah selembar kertas yang terselip pada buku yang dipegang Ash. Brittany mengambil kertas itu dan melihat isinya, hanya sekali lihat saja Brittany langsung mengetahui isi dari kertas itu.

"Apa Ash sudah menemukan jawabannya?" tanya Brittany masih memegang secarik kertas tadi

"Kurang lebih, petunjuk yang ada tidak sesuai dengan yang kuinginkan" jawab Ash masih dengan pandangannya yang tertuju pada buku di tangannya

"Setelah mengungkapkan rahasianya, apa yang mau Ash lakukan?" tanya Brittany.

Ash berhenti membaca buku di tangannya, pandangannya beralih pada Brittany. Ia terdiam beberapa saat untuk memikirkan jawabannya.

"Entahlah, aku juga tidak tau alasannya secara khusus. Tapi menurutku ingatan akan kematian mu sendiri itu tidaklah baik" Ash memasang ekspresi sendu di wajahnya.

Saat mengatakannya Ash jadi teringat akan ingatan-ingatan kematian dari reinkarnasi sebelumnya. Padahal ingatan lainnya sangat buram, namun ingatan akan kematian mereka teringat dengan begitu jelas seperti Ash sendiri yang mengalaminya.

Suara teriakan, cipratan darah, tangisan dan kengerian saat ajal menjemput, Ash bisa mendengar bahkan merasakannya dengan jelas.

Brittany melihat kearah wajah Ash, tercetak jelas kesedihan yang amat dalam seperti Ash ingin menangis.

Brittany pun mengangkat tangannya lalu mengelus rambut hitam Ash dengan lembut.

"Ash jangan sedih, Bri ada disini untuk Ash"

Ash berhenti memasang ekspresi sedih, pandangannya teralih kepada Brittany yang memeluknya. Senyuman kecil tercetak di wajah Ash saat melihat Brittany yang memeluknya itu.

"Terimakasih Bri" bisik Ash dengan suara yang kecil.

Ash mengubah posisinya dan mencoba memeluk balik Brittany. Baru saja Ash bergerak sejengkal tiba-tiba Ash merasakan adanya getaran kecil di tanah.

Karena penasaran Ash pun bertanya, "apa kau merasakannya?"

Brittany menengok kearah Ash dengan ekspresi ketakutan lalu mengangguk perlahan.

Beberapa saat setelahnya terasa kembali sebuah getaran namun kali ini getarannya cukup kuat hingga rak buku di sekitar ikut bergetar.

Karena firasat buruk, Ash pun memutuskan untuk keluar.

"Bri jangan menjauh dariku" ujar Ash dengan nada serius.

Ash bangkit dari posisinya sementara Brittany menggandeng tangan Ash dengan erat sesuai perintah Ash.

Perlahan getaran itu semakin hebat dan kuat hingga mengguncang seisi rumah dan membuat pondasinya mulai bergetar seolah ingin rubuh.

"Ash, Bri takut" Mata Brittany mulai berkaca-kaca karena ras takut yang dirasakannya akibat guncangan hebat ini

"Tenang saja, aku akan memastikan keamanan mu"

Guncangan terasa semakin hebat dan membuat Ash hampir terjatuh karenanya, jangankan berjalan, ia saja kesulitan untuk berdiri karena guncangan yang hebat.

ImmortalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang