Tiga

257 28 10
                                    

"Kak?" Panggil Rasya pada Radeva. "Apa?" Rasya diam.

"Kenapa? Kok nggak jadi ngomong nya?" Sahut Gavesha.

"Gapapa kak." Radeva dan Gavesha saling memandang.

"Kalau nggak cerita, kakak sama kak vesha nggak mau lagi temenan sama asya" Rasya menggelengkan kepalanya dan memohon kepada Radeva agar memaafkan nya.

"Nggak kak, aku minta maaf. Baik, rasya akan bercerita" Rasya menghela nafasnya.

"Apa... om gusti punya anak perempuan?" Radeva, Gavesha mengerutkan keningnya. "Anak perempuan? Ya aku, siapa lagi?" Radeva menggelengkan kepalanya.

"Om gusti tadi membayarkan uang SPP untuk murid disini, kalau nggak salah namanya kayla dia kelas 2 adik kelasnya asya. Ya aku pikir, kalian udah tau"

"Nama panjang nya?" Tanya Radeva.

"Kayla putri brawijaya"

Gavesha terdiam mengingat nama panjang Gusti juga ada nama Brawijaya nya. "Brawijaya? Itu nama akhir dari ayah gusti"

"Apa... om gusti selingkuh? Terus punya anak dari orang lain?" Ujar Rasya.

Gavesha meremat rok sekolah nya, ia berdiri dan meninggalkan Radeva juga Rasya yang saling memandang.

"Ucapan rasya membuat kak vesha marah ya kak?" Radeva menggelengkan kepalanya. "Enggak"

"Maafin rasya kak"

"Udah gapapa" Radeva mengusap punggung belakang Rasya, anak itu menangis karena merasa bersalah pada Gavesha.

"Lucunya kamu sya"

"Diem!" Radeva terkekeh sambil memeluk tubuh Rasya yang sedang menangis, tatapan matanya mulai berubah dan rasa curiga nya juga mulai muncul. Mengingat ucapan ayahnya kalau Gusti sering pulang telat dan terkadang juga sampai tidak pulang ke rumah.

'Apa benar kalau om gusti selingkuh dari kak bagas? Kalau memang benar, aku nggak akan segan-segan menghabisi om gusti'

°×××××××°


"Enak, makanan di restoran ini enak dan akan aku jadikan restoran favorit aku" Gusti mengangguk, tangannya terulur membersihkan noda makanan disudut bibir Miranda.

"Gusti?"

"Iya?"

"Kira-kira... kamu mau anak kita nanti perempuan atau laki-laki?" Tanya Miranda.

"Mau perempuan atau laki-laki, yang penting sehat" Miranda mengangguk. "Benar, kebanyakan kan rata-rata bayi lahir nggak sempurna karena kekurangan gizi dan aku nggak mau bayiku lahir karena kekurangan gizi."

"Nah, kalau begitu kamu harus mulai menjaga pola makan mu"

"Semoga cepat jadinya ya nak?" Miranda mengusap perutnya yang masih rata, Gusti tidak mampu menahan rasa bahagianya jika nanti Miranda benar-benar hamil anaknya.

"Kamu juga jangan sakit, jaga pola makannya dan jangan sering makan yang pedas-pedas"

Miranda mengangguk sambil menguyah, menunjukkan dua ibu jarinya ke Gusti. "Oke, papah"

Senyuman itu luntur ketika netra matanya tak sengaja bertabrakan dengan Jaka, Juna yang ternyata sedang makan siang di restoran ini dan bahkan Gusti melihat mereka berdua berjalan menghampiri nya.

"Mas gusti? Makan sama siapa?" Tanya Jaka.

Miranda mendongak melihat Jaka juga Juna, sedangkan Gusti lidahnya kelu, tubuhnya kaku dan rasanya susah untuk mengeluarkan sepatah katapun.

GEMATI S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang