Selikur

336 24 2
                                    

Kaki kecil Galang terus mengikuti langkah kaki Bagaskara kemanapun Bagaskara pergi, mengingat perut Bagaskara yang sudah besar dan kandungan nya pun sudah menginjak 9 bulan. Hanya Galang saja yang diperbolehkan untuk libur sekolah sementara, sedangkan Gavesha dilarang ambil cuti begitupun juga dengan Gusti.

"Kalau capek duduk aja nak"

"Enggak! Galang enggak capek, upacara aja galang kuat kok yayah." Bagaskara duduk diatas sofa diikuti Galang disampingnya sambil mengayunkan kedua kakinya, Bagaskara yang merasa gemas mencubit pelan pipi sang anak.

"Gemes anak yayah," Galang menggelengkan kepalanya tak setuju dengan ucapan sang ayah. "Kok cemberut sih? Kenapa nak?"

"Galang sudah nggak gemes lagi yayah, kan galang udah jadi kakak"

"Walaupun udah jadi kakak, galang tetap gemes dimata yayah" Galang menggelengkan kepalanya.

"Kata om juna, kalau sudah jadi kakak nanti sudah nggak gemes lagi yayah. Karena nanti orang-orang gemesnya ke adik, bukan ke kakaknya." Jelas Galang.

Bagaskara mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan kepada Gusti, meminta tolong agar pulang bersama dengan Juna.


Bojo 🤓❣️

Mas?

Dalem sayangku?

Ada apa hm? Kamu
ndak apa-apa kan?

Aku aman

Mas nanti pulang sama  juna ya?

Tiba-tiba, sayangnya mas kenapa?

Gapapa mas, pokoknya pulang nanti sama juna.

Nggih dek, mpun maem dek?

Sampun mas 👍

Adek nakal mboten dek?

Enggak, aman soalnya karena ada kakaknya.

Oalah, mas sebentar lagi pulang.
Tunggu nggih dek?

Iya mas, hati-hati.

Nggih dek 😘❣️

'Apalah bapak ini? Kirim emoticon kayak gitu?'

"Galang mandi dulu ya nak?" Galang yang sedang memainkan lego itu menoleh, lalu menggelengkan kepalanya.

"Nggak mau, nanti yayah nggak ada yang nemenin." Bagaskara menghela nafasnya, sifat keras kepalanya mirip seperti Gusti.

"Nanti kalau yayah udah pulang, mandi ya?" Galang mengangguk.


°×××××××°

Radeva sedikit terkejut dengan keberadaan ayah angkatnya, Juna. Ia melihat Juna yang memakai kostum ikan nemo sambil menunjukkan raut wajahnya yang sedikit tertekan, menguyah roti biskuit milik Bagaskara dengan mencibir Bagaskara yang tersenyum jahil kearahnya.

"Itu hukuman buat kamu yang udah bilang galang nggak gemas lagi kalau jadi kakak" Bagaskara menyandarkan punggungnya ke sofa, tangan kanannya menerima jus jambu dari Gusti.

GEMATI S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang