"Demamnya masih belum turun" Gumam Bagaskara.
Semalam Bagaskara segera pulang setelah bercengkrama dengan Jaka dan Juna sebentar sambil menunggu Gavesha yang masih didalam kamar mandi. Bagaskara juga tidak ingin berlama-lama meninggalkan Gusti sendirian dirumah yang sedang sakit, takut terjadi sesuatu pada Gusti.
"Mas? Bangun yuk sebentar, aku nggak bisa buatin kamu bubur nih" Gusti menggelengkan kepalanya sambil tangannya mengusap kepalanya, Bagaskara menghela nafasnya dan mengganti tangannya untuk mengusap kepala Gusti.
Bagaskara menatap pintu kamarnya ketika dirinya mendengar suara gemuruh langkah kaki yang menuju kamarnya, pintu terbuka melihat kedua anaknya yang satu membawa semangkuk bubur dan satu lagi segelas air putih.
"Yayah bagas, ini air putih buat yayah gusti" Bagaskara tersenyum terharu melihat kedua anaknya yang begitu perhatian kepada ayahnya. "Terimakasih sayang"
"Ini bubur nya ayah"
"Terimakasih ya? Galang? Kamu hari ini libur sekolah gapapa nak?" Galang menggelengkan kepalanya. "Nggak mau! Galang mau sekolah!"
"Tapi yayah nggak bisa antar dan nunggu kamu sekolah. Yayah gusti lagi sakit"
"Aku berani sendiri yayah, kan galang udah besar" Gavesha berdecih, Galang melirik sinis ke Gavesha. "Besar apanya? Bocil kamu tuh!"
"Kakak diem aja yang lagi terjebak friendzone!" Gaveha mendelik tajam kearah Galang, Bagaskara pun segera melerai kedua anaknya agar tidak menggangu waktu istirahat suaminya.
"Kamu berangkat bareng sama kak vesha ya? Nanti pulangnya yayah jemput"
"Oke yayah" Galang naik keatas kasur lalu mencium pipi Bagaskara, lalu beralih mencium kening Gusti dan perlahan Gusti membuka matanya ketika tidak lagi merasakan rasa pusing dikepala nya.
"Aku pamit ayah bagas, ayah gusti cepat sembuh" Gavesha menarik kerah seragam Galang membawanya keluar, Bagaskara terkekeh kecil melihat kedua anaknya seperti tom and jerry.
"Dek?" Bagaskara berdehem.
"Udah ndak pusing lagi" Gusti mendongak menatap wajah Bagaskara yang diam. "Masa sih? Coba cek dulu demamnya"
Bagaskara terkejut setelah punggung tangan nya menyentuh kening Gusti, kemana demamnya? Padahal tadi Gusti masih demam tinggi. Gusti memeluk kembali Bagaskara yang rasanya begitu sangat nyaman, tangan kirinya masuk kedalam baju Bagaskara membuat empunya tersentak kecil.
"Modus!"
"Ndak apa-apa, yang penting sudah sah toh?"
"Sak karep mu!"
Gusti hanya mengusap perut rata Bagaskara yang begitu lembut, sedangkan tangan lentik Bagaskara mengusap surai hitam sang dominan karena merasa geli.
"Makan dulu buburnya, gavesha yang buat" Gusti mengangguk lalu bangun, tangan Bagaskara yang ingin meraih buburnya diatas nakas terhenti karena Gusti menahan tangannya. "Ada apa?"
"Emm..." Bagaskara mengernyitkan dahinya melihat Gusti yang tiba-tiba gugup, lama diam menatap Gusti dan akhirnya Bagaskara tau apa yang diinginkan oleh Gusti.
"Makan dulu buburnya, nanti baru main kita" Gusti tersenyum senang dan mengangguk senang layaknya anak kecil.
'Lucu'
°×××××××°
"Ahhh"
Gusti membaringkan tubuhnya diatas tubuh Bagaskara yang sedang mengatur nafasnya, didorong nya tubuh Gusti dari atas nya dan menoleh kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/362104873-288-k28462.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMATI S3
Fanfiction"Mas udah janji kan? Buat nggak mengkhianati cinta juga kepercayaan ku? Kenapa mas mengingkarinya?" "Maafkan mas, dek? Tolong berikan mas kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki semuanya"