Gusti membuka pintu kamar inap Kayla, ia melihat putrinya yang sedang makan di sana sambil menonton TV. Gusti tersenyum tipis melihat putrinya yang tertawa, lalu Gusti masuk kedalam dan memberikan boneka beruang putih untuk anaknya.
"Ini sebagai permintaan maaf papah, karena papah tidak menepati janji untuk menemani kamu pergi jalan-jalan. Maaf ya nak?" Kayla sebenarnya kesal, tapi disisi lain Kayla senang melihat sang papah ada disini.
"Walaupun papah gusti punya anak angkat, tapi hanya kayla lah anak kandung papah gusti dan hanya kayla yang boleh disayang sama papah gusti" Gusti mengangguk ia mencium kening sang anak yang masih demam.
"Pusing nak?" Kayla mengangguk sambil memanyunkan bibirnya. "Iya pah, pusing banget kepalaku"
"Sini papah cium kepalanya, biar pusing nya hilang" Kayla tertawa lalu memeluk Gusti, tangan Gusti mengusap lembut surai rambut sang anak. Seketika Gusti mengingat ucapannya beberapa jam yang lalu, ucapan yang telah menyakiti hati anak angkatnya.
"Justru kamu! Kamu lahir dari wanita penggoda! Ibumu yang tidur dengan banyaknya laki-laki! Bahkan pernah masuk penjara karena kasus pembunuhan! Dan kamu! Kamu anak haram yang tidak tau diri! Sudah baik saya menerima kamu sebagai anak saya! Tapi apa balasan kamu?! Menghina anak saya haram yang jelas-jelas masih memiliki ayah kandung, sedangkan kamu? Kamu saja tidak memiliki ayah kandung. Anak saya jauh lebih baik daripada kamu, gavesha. Jadi jangan pernah menghina miranda."
'Maafkan ayah gavesha... maaf'
Kayla mendongak menatap wajah Gusti, ia melihat sang papah yang menangis diam-diam, tangannya mengulur mengusap airmata Gusti.
"Papah nangis kenapa?" Gusti menggelengkan kepalanya. "Papah sedih, anak kesayangannya papah sakit"
"Kayla kuat kok pah, besok pasti kayla udah boleh pulang"
"Papah tidak bisa lama-lama disini"
"Kenapa?" Tanya Kayla, raut wajahnya mendadak sedih. "Papah... takut suami papah pulang ke rumah dan tau kalau papah keluar tanpa izin"
"Kalau gitu, papah pulang aja, mamah juga sebentar lagi kesini"
"Papah tunggu mamah sampai datang." Kayla mengangguk.
Tak lama kemudian Miranda datang membawa beberapa cemilan favorit Kayla, Miranda terkejut melihat keberadaan Gusti dan sekaligus merasa senang Gusti ada disini bersama dengan anaknya.
"Kayla sayang? Mamah tadi beli cemilan favorit buat kamu, udah selesai makan nya?" Kayla mengangguk. "Udah mah"
"Ya udah, mamah mau bicara sama papah diluar ya? Boleh?" Kayla mengangguk kembali, tidak peduli melihat kedua orangtuanya yang berjalan keluar karena sedang memilih cemilan mana yang cocok untuk dimakan sekarang. "Ini aja deh."
Gusti menutup pintunya dan menyusul Miranda yang sudah duduk didepan kursi dekat ruangan inap Kayla.
"Kamu kapan nikahin aku?" Tanya Miranda.
"Miranda... tunggu aku siap dulu ya? Kamu sabar" Miranda memutar bola matanya. "Ya tapi sampai kapan?"
"Tunggu aku siap dulu." Tegas Gusti.
Miranda menghela nafasnya, "aku kasih waktu 2 minggu."
Miranda masuk kedalam meninggalkan Gusti yang hanya diam disana. "Aku masih belum siap, belum siap jika hidupku tanpa bagaskara"
°×××××××°
"Kok tumben? Enggak ada orang dirumah? Apa udah pada tidur?" Bagaskara melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 7 malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMATI S3
Fanfiction"Mas udah janji kan? Buat nggak mengkhianati cinta juga kepercayaan ku? Kenapa mas mengingkarinya?" "Maafkan mas, dek? Tolong berikan mas kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki semuanya"