"Wajah jeleknya udah hilang ya?" Gavesha diam, menunduk melihat Galang yang tersenyum kearahnya.
"Kapan pulang nya?! Kok nggak ngabarin kakak?!"
"Aduh! Lepas dulu!"
"Enggak! Kakak kangen banget sama kamu muachhhh" Galang berontak berusaha keluar dari pelukan Gavesha, Bagaskara yang tidak sengaja melihat interaksi keduanya hanya menggelengkan kepalanya.
"Lepassss!!" Teriak Galang.
"Enggak!!!"
Gusti turun kebawah sudah suguhi kedua anaknya yang sedang saling berpelukan, ia berlari kecil dan ikut memeluk kedua anaknya.
"Hap, dapat"
"Yayah? Bantu galang yayah?" Galang memohon kepada Gusti untuk melepaskan pelukan dari sang kakak.
"Ndak mau~"
"Yayah gusti~"
"Sarapan dulu sini, nanti kalian telat"
Gavesha, Galang dan Gusti berjalan menuju meja makan. Bagaskara memberikan piring yang sudah berisi roti yang dikasih selai coklat.
"Sarapan dulu"
Gusti mendekat lalu membisikkan sesuatu ke telinga Bagaskara. "Dek?"
"Hm?"
"Mau dikasih tau ndak anak-anak? Soal mereka akan memilik seorang adik baru?" Bagaskara menggelengkan kepalanya sambil mengunyah rotinya.
"Kenapa?"
"Nanti aja, pas agak gedean perut ku" Gusti mengangguk faham, lalu terkekeh kecil. "Tunggu seperti perutnya badut?"
Bagaskara mendelik tak suka ia menyikut perut Gusti, membuat kedua anaknya menatap mereka.
"Ayah kenapa?" Tanya Gavesha.
"Oh ndak apa-apa,"
"Jadi? Kamu senang akan menjadi seorang kakak galang?"
"Tentunya"
"Galang nanti-uwekk" Bagaskara memundurkan kursinya lalu pergi ke kamar mandi, Gusti ikut berjalan cepat dibelakang Bagaskara.
Bagaskara membuka pintu nya kasar lalu menutupnya kembali, Gusti masuk sebelum tangan Bagaskara mengunci pintunya.
"A-aku m-mual mas" Ucap Bagaskara terbata-bata.
"Keluar kan, biar kamu ne lega" Gusti memijat tengkuk leher Bagaskara, sedangkan tangan satunya lagi menahan pinggang Bagaskara. "Sudah lega?"
"B-belum"
Gusti masih memijat tengkuk Bagaskara, tangan Gusti pindah mengusap perut Bagaskara. Beberapa menit kemudian Bagaskara sudah tidak lagi merasakan mual dan kenapa usapan lembut tangan Gusti mampu membuat mual nya mendadak hilang.
"Gimana dek? Masih mual? Mas bikin kan lemon tea hangat ya? Biar ndak mual" Bagaskara mengangguk saja, mengalungkan kedua tangannya ke leher Gusti saat sang suami mengangkat tubuh nya.
Gusti keluar dari kamar mandi sambil menggendong Bagaskara, Gavesha menghampiri Gusti menatap khawatir pada Bagaskara.
"Ayah bagas gapapa?" Tanya Gavesha.
"Ayah baik-baik saja, kamu sarapannya dihabiskan dulu. Ayah antar ayah bagas ke kamar dulu" Gavesha mengangguk lalu duduk kembali sambil menatap punggung Gusti yang berjalan menaiki anak tangga.
"Kak?" Panggil Galang.
"Apa?"
"Main tebak-tebakan" Gavesha menaikkan satu alisnya. "Tebak-tebakan apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMATI S3
Fanfiction"Mas udah janji kan? Buat nggak mengkhianati cinta juga kepercayaan ku? Kenapa mas mengingkarinya?" "Maafkan mas, dek? Tolong berikan mas kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki semuanya"