Sedasa

319 29 10
                                    

Bulan ini seharusnya bulan kelahiran anak bungsunya namun, Miranda masih belum merasakan tanda-tanda bahwa ia akan melahirkan dan Gusti ketika melihat tanggal lahir anak bungsunya itu sudah lewat dari tanggal nya.

"Cek saja ke dokter, aku takut terjadi sesuatu pada anakku" Miranda mengangguk menurut pada Gusti, apalagi kehamilan nya hampir melewati 10 bulan dan hal itu tentu saja membuat Gusti khawatir pada calon anaknya.

"Ya udah, tunggu apa lagi. Kayla, tolong bawakan tas mamah"

"Iya mah"

Satu jam perjalanan menuju rumah sakit, akhirnya mereka sampai disana dan Gusti langsung membawa Miranda ke dokter kandungan.

"Dokter gusti?" Panggil seorang dokter wanita, Miranda memandang sinis dokter tersebut. "Sedang apa? Bukannya dokter gusti sedang ambil cuti karena hari ini istri anda melahirkan?"

Gusti mengangguk, "benar, istri saya mau melahirkan"

Gusti terdiam melihat dokter wanita itu dengan teliti, Gusti tidak salah lihat jika didepannya ini Yuni, tapi kenapa Yuni berubah menjadi seorang dokter?

"Oh begitu, kalau begitu biar saya periksa saja" Yuni membuka pintu ruangannya dan menyuruh kedua pasangan itu untuk masuk kedalam.

"Keluhannya apa? Apa sudah ada tanda-tanda nya?" Miranda menggelengkan kepalanya.

"Maaf dokter..."

"Yuni, saya dokter yuni" Gusti mengangguk. "Istri saya seharusnya melahirkan sekitar satu bulan yang lalu, tapi sampai sekarang tidak ada tanda-tanda nya bahwa istri saya akan melahirkan"

"Kalau begitu, biar saya cek dulu" Gusti mengangguk, Miranda membaringkan tubuhnya diatas brankar dan setelah itu Yuni memeriksa Miranda.

Hampir 10 menit Yuni memeriksa kandungan Miranda, hanya gelengan kepala Yuni yang Gusti tangkap.

"Ada apa?"

"Segera lakukan operasi, nanti setelah operasi akan saya jelaskan. Bagaimana? Apakah kalian setuju?" Gusti terdiam lalu mengangguk. "Lakukan yang terbaik untuk istri saya"

"Baik, saya akan menyiapkan nya dulu"

Gusti menuntun Miranda keluar dari ruangan lalu duduk disamping Kayla yang menunggu diluar, Kayla hanya diam bahkan ia seperti menahan marah sama Miranda. Gusti yang melihat raut wajah Kayla hanya diam, sepertinya ada yang disembunyikan sama Kayla.

"Dokter gusti? Ruangannya sudah siap dan untuk istri anda segera masuk kedalam"

"Kamu masuk, aku tunggu disini" Gusti mencium kening Miranda.

"Aku takut"

"Tidak perlu takut, sudah sana masuk dengan dokter yuni" Miranda mengangguk lalu masuk kedalam ruang operasi.

"Mamah mau ngapain pah?" Tanya Kayla.

"Operasi, do'akan mamah dan adik semoga baik-baik saja"

Satu jam sudah berlalu, sejak tadi sang dokter tak kunjung keluar dari ruang operasi membuat Gusti khawatir takut terjadi sesuatu pada Miranda dan anaknya. Lama mondar-mandir menunggu sang dokter keluar, akhirnya yang ditunggu-tunggu Gusti keluar.

"Bagaimana dokter? Keadaan istri saya?" Yuni diam, lalu memberikan hasil lab sebelumnya.

"Istri anda baik-baik saja, tetapi... maaf"

"Maaf? Maksudnya?" Gusti mulai khawatir dan takut. "Bayi anda sudah meninggal di dalam kandungan sejak 2 minggu yang lalu, karena sepertinya istri anda terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan juga merokok"

GEMATI S3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang