9. PLAYING VICTIM

1.4K 110 20
                                    

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian seorang asisten yang sedang menyiapkan setelan jas tuannya yang sedang mandi.
Felix segera melangkah membuka pintu dan nampak Filbert yang sudah rapi dengan kemeja dan celana bahannya.

"kakak?" tanya Filbert sembari melangkah masuk kamar kakaknya.

"tuan sedang mandi." balas Felix kembali menata pakaian Devano.

"belum turun Fil?" tanya Devano yang baru keluar kamar mandi.

"kak boleh Filbert pinjam dasi merah hadiah dari kak Logan?" tanya Filbert penuh harap.

"pakailah."
"ambilkan di lemari untuk dia pakai Fel." titah Devano.

"saya telah menyiapkannya untuk meeting anda bersama blitz company tuan." jelas Felix.

"pilihkan yang lain untukku." Felix mengangguk lalu berjalan menuju walk in closet memilih dasi warna hitam yang akan di padukan kemeja putih dan jas hitam untuk tuannya.
Felix menyerahkan dasi merah pada Filbert.

"tolong pasangkan kak." pinta Filbert menyodorkan dasi tersebut pada Devano yang masih menggunakan kimono.

"Fel tolong pakaikan itu untuk adikku, aku akan ganti pakaian." titah Devano dan Felix mengangguk.

"mari pakai di luar, biarkan tuan berganti pakaian." ajak Felix dan Filbert segera berbalik badan keluar kamar sang kakak.

"kenapa kau selalu mengikuti gaya kakakmu." tanya Felix yang mulai memasangkan dasi di leher Filbert, dia melirik sekilas pria imut itu.

"memangnya salah?"
"aku mengagumi kakakku yg hebat dan ingin terlihat sepertinya yang selalu keren." ungkap Filbert cemberut lucu dan Felix hanya diam.

"kak." panggil Filbert.

"ku bilang berhentilah menanyakan suatu hal yang sama berulang kali." putus Felix dan Filbert kembali diam.

"selesai." singkat Felix.
Pria tampan itu kembali memasuki kamar Devano meninggalkan Filbert yang menatapnya datar di depan kamar kakaknya.

"sudah Fel?" tanya Devano yang sedang merapikan kemeja di depan cermin.

"sudah tuan."
Felix meraih dasi di meja dan berjalan mendekat membantu Devano mengenakannya.

"kenapa semalam__"

"semua sudah terlewat dan aku baik-baik saja."

"tak biasanya kau langsung drop setelah beraksi."

"bukan aku Fel tapi kakak." koreksi Devano.

"yaaa yaaa Candy." Felix diam sejenak menilik mata jernih di hadapannya.
"apa karna orang lain yang tak bersangkutan ikut menjadi korban?" Devano menatap netra teduh Felix.

"semua yang berada di lokasi bersamanya berarti saling bersangkutan."
"anggap saja opsi lain." tegas Devano menyiratkan netra tenang mematikan milik Candy.

"kakakku sangat senang semalam." ucap Devano mulai melantur dan Felix hanya diam.

Ketidakstabilan mental membuat Devano delusi dan menciptakan sosok lain dalam dirinya, menganggap sosok itu sebagai kakak yang menjadi pelindungnya sama seperti dia pada Filbert.
Delusinya beranggapan bahwa Candy adalah sosok nyata yang terpenjara dalam raga dan meminjam tubuhnya untuk melindungi adik-adiknya, dia dan Filbert. Tak salah jika orang awam seperti Jonathan menganggapnya tak waras dan delusinya sering kambuh saat bersinggungan dengan orang-orang yang terlibat di masalalu nya.

"sudah."
"mari turun, pasti semua sudah menunggu." ajak Felix.
Devano melangkah keluar dan Felix segera meraih tas Macbook milik tuannya.

~~~

2 BROTHERS || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang