Nuansa redup restaurant di iringi music jazz yang terdengar nyaman di pendengaran menumbuhkan suasana romantis bagi pengunjung yang tengah berkencan dengan pujaan hatinya dan hal itupun berlaku untuk Devano bersama tunangannya, Pandora.
Sepasang kekasih yang di persatukan oleh perjodohan itu nampak semakin bebas mengekspresikan semua perasaannya.
"maaf kemarin membuatmu tak nyaman." tutur Devano lembut menilik almond eyes tunangannya.
"aku rasa kak Zanya menyukaimu." tebak Pandora.
Devano yang tau ada sirat tak suka dari ucapan Pandora itu segera mengecup telapak tangan tunangannya membuat Pandora tersipu malu.
"tapi aku hanya menyukaimu." ucap Devano menatap tunangannya dan Pandora hanya menahan senyum.
"mengapa pipimu merah?" goda Devano lalu terkekeh melihat Pandora semakin menunduk.
Ia raih dagu manis tunangannya lalu mengangkatnya kecil."jangan menunduk, aku tak bisa melihat senyum manismu jika kau seperti itu." Pandora menahan senyum salah tingkah.
"berhentilah menggodaku." Devano terkekeh kecil.
"permisi tuan, pesanan anda."
Devano mengangguk lalu membiarkan waiter menyiapkan pesanannya dan waiter itu segera pamit setelah semuanya tersaji diatas meja."makanlah." ucap Devano dan mereka menikmati makanan sesekali mengobrol ringan tentang rasa makanan yang memanjakan lidah.
~
Pria tampan yang baru saja menyelesaikan makannya tengah menikmati white wine sebagai bagian penutup acara makan malamnya.
Ia sesap lamat-lamat wine yang memanjakan lidah, menyisiri sekitar dan sesekali melirik tunangannya yang tengah sibuk mengotak-atik ponsel di bawah meja.
"sayang?." panggil Devano membuat Pandora tersentak mengangkat kepala menatap tunangannya.
"ada sesuatu?" tanya Devano lembut.
"tidak." jawab Pandora cepat dan Devano mengangguk, kembali menyisiri area resto.
"Ano." Devano mengalihkan pandangan menatap pujaannya.
"setelah ini kita langsung pulang atau pergi lagi?" tanya Pandora.
"ada masalah?"
"tidak, aku hanya sedikit lelah karna tadi pagi sampai siang aku membantu papi membuat kue."
"kenapa tak mengatakannya daritadi?" tanya Devano beranjak dari kursinya.
"mari pulang agar kamu bisa segera istirahat." ucap Devano mengulurkan tangan dan disambut hangat oleh Pandora.
"kamu tidak marah?" tanya Pandora yang mulai melangkah keluar restaurant bersama Devano.
"tidak, kesehatanmu lebih penting." tutur Devano mengusap kepala Pandora.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 BROTHERS || JOONGDUNK
Fanfic"katakan pada mereka akulah yang menewaskanmu." "aku ingin melihat bagaimana respon tua bangka itu." ia terkekeh berdiri meninggalkan mayat yang tergeletak dengan kepala putus. "tak ada yang mampu mengendalikan akal pikirku kecuali Jayden." Devano N...