BMW M4 hitam baru saja berhenti di depan hotel megah dan seorang yang berada di kursi kemudi segera turun memutari mobil membuka pintu bagian belakang untuk kedua tuan muda Nathaniel.
Tuan muda keempat turun lebih dulu, ia mengenakan kemeja biru soft dengan bagian atas yang tak tertutup sempurna dipadukan jas putih bersih dan celana bahan berwarna senada membuat penampilannya nampak simple namun memikat setiap pasang mata.
Disusul tuan muda kelima mengenakan setelan jas formal dengan kemeja putih, celana bahan hitam dan jas berwarna senada. Sungguh nampak begitu tampan dan berwibawa.
Felix menyerahkan kunci mobil pada ajudan di depan pintu, berjalan mengikuti kedua tuan muda dari belakang.
"saya tunggu di belakang hotel tuan." bisik Felix dan Devano mengangguk kecil.
Adik kakak itu berjalan memasuki ballroom dan di sambut pelayan dengan senyum ramahnya.
"Nathaniel." kata Devano menyebut marganya dengan senyum ramah.
"mari ikuti saya." ucap pelayan sedikit membungkuk, dua saudara itu mengikuti pelayan yang berjalan di depannya dan berhenti di meja panjang dekat red karpet menuju panggung.
"silahkan tuan." Devano mengangguk kecil, masih dengan senyum ramahnya dan Filbert hanya diam datar.
"selamat menikmati pesta."
"saya permisi.""terimakasih." pelayan itu tersenyum mengangguk lalu meninggalkan Devano.
"kak, kenapa kak Felix tidak ikut masuk?" bisik Filbert yang duduk di samping Devano.
"ini acara tertutup." jawab Devano lirih.
"maaf."
Devano menengok ke sumber suara yang ada di belakangnya dan sebuah senyuman tersungging indah di wajah cantiknya."ternyata benar anda, tuan Devano."
"jangan terlalu formal tuan." ucap Devano ramah.
"ku dengar kau cuti untuk liburan." tanya pria tampan yang mulai duduk disamping Devano.
"aku baru saja pulang."
"kau semakin mempesona." tawa kecil Devano terdengar renyah.
"tuan Perth tak pernah gagal tiap kali melempar pujian." Perth terkekeh menatap penuh kagum pada Devano.
"kak masih lama?" bisik Filbert sedikit menyondongkan badan kesamping.
"kita baru duduk, Fil." lirih Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 BROTHERS || JOONGDUNK
Fanfic"katakan pada mereka akulah yang menewaskanmu." "aku ingin melihat bagaimana respon tua bangka itu." ia terkekeh berdiri meninggalkan mayat yang tergeletak dengan kepala putus. "tak ada yang mampu mengendalikan akal pikirku kecuali Jayden." Devano N...