"Jayden... aku ingin pergi berkemah di hutan..." teriak Devano yang baru masuk rumah dari arah taman belakang.
Jayden meletakkan Macbook di pangkuan ke atas meja saat melihat sang pujaan hati berjalan ke arahnya.
"kenapa bajumu basah,um?" Devano menunduk melihat kaosnya yang basah.
"aku baru saja bermain dengan ikan." jelas Devano melepas kaosnya lalu duduk berhadapan di pangkuan Jayden.
"bermain seperti apa yang membuat bajumu sampai basah tapi celanamu kering?" tanya Jayden mengecup bahu polos Devano.
Begitulah laki-laki hyper ketika berhadapan dengan tubuh mulus pasangannya.
"aku memeluk ikan yang kedinginan karna lama berendam." Jayden tersenyum tipis, ia tak lagi kaget dengan sifat Devano yang lain.
"aku ingin berkemah di hutan."
"berkemah atau ke pasar malam?" Devano diam dengan manik jernihnya yang bergerak liar.
"dua-duanya." Jayden mengerutkan alis.
"karna sudah mulai petang jadi malam ini kita ke pasar malam dan berkemahnya kita tunda sampai ada waktu luang." Jayden mengecup bibir Devano.
"kamu lupa besok aku ada perjalanan bisnis, um?" Devano cemberut."ke jepang?" Jayden mengangguk dan Devano nampak berpikir sejenak.
"aku boleh ikut?" tanya nya lucu.
"mau ikut?" Devano mengangguk.
Jayden raba sofa di samping paha untuk mencari ponselnya dan segera menekan nomor seseorang.
"Est siapkan penerbangan Ano, dia akan ikut denganku besok dan carikan rumah yang cukup luas untuk kami tinggal."
"baik tuan."
Jayden putuskan panggilannya melempar ponselnya asal dan tangan kekar Jayden berpindah memeluk pinggang ramping Devano.
"bagaimana kalau sore ini kita berkemah lalu malamnya ke pasar malam dan besok kita berangkat ke Jepang?" bujuk Devano dengan senyum manisnya.
"waktunya tidak cukup sayang." jelas Jayden mengecup bahu Devano.
"kita belum mendirikan tenda juga kan?" Jayden tangkup rahang tegas Devano bergerak melumat bibir bawah yang nampak begitu manis."jika aku ada waktu luang kita akan pergi ke tengah hutan untuk berburu, berlatih bersama dan menginap di dalam tenda."
"tapi aku ingin___AH." ucap Devano tertahan saat niple merah mudanya di gigit Jayden.
"ingin apa, um?" tanya Jayden menjilat puting Devano dan lelaki cantik itu mencengkram bahu Jayden menahan geli.
"kamu tidak bosan seperti ini?" tanya Devano dengan sorot sayu.
"tidak." singkat Jayden dengan suara serak.
Jayden usap punggung polos Devano membuat kekasihnya itu semakin meremang.
"Jayden..." panggil Devano tak kalah seraknya, ia peluk kepala pria nya dan Jayden tersenyum simpul melihat kekasihnya begitu sensitif.
"yes, baby." lirih Jayden rendah.
"I want you to fuck me so hard, I have to bite the bed sheets to stop me from screaming your name." bisik Devano begitu vulgar dan Jayden hanya tersenyum penuh arti.
Jayden beranjak membawa Devano di gendongannya berjalan menuju kamar terdekat sembari berpagutan, ia buka handle pintu dengan siku lalu mendorongnya dengan kaki. Benar-benar segan melepas lumatan lembutnya hanya untuk beberapa detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 BROTHERS || JOONGDUNK
Фанфик"katakan pada mereka akulah yang menewaskanmu." "aku ingin melihat bagaimana respon tua bangka itu." ia terkekeh berdiri meninggalkan mayat yang tergeletak dengan kepala putus. "tak ada yang mampu mengendalikan akal pikirku kecuali Jayden." Devano N...