23. BERANTAKAN

1.9K 144 60
                                    

Audi R8 meluncur gagah membelah jalanan yang di kemudikan seorang sekretaris bersama tuannya berniat pergi ke bangunan pencakar langit milik Gema company untuk rapat pemegang saham.

"jadwalku hari ini?" tanya Jayden dengan mata terfokus pada ipad di pangkuannya.

"hanya rapat dewan direksi dan jamuan makan malam tuan."

"hadiri jamuan makan malamnya, aku akan pergi ke markas."

"baik tuan."

Mereka telah sampai didepan perusahaan yang di kelola Devano dan Jayden segera keluar mobil membawa langkah tegapnya menyisiri lobby yang begitu luas berjalan menuju lift untuk pergi ke lantai 45.

~
Jayden baru saja keluar dari lift berjalan menuju ruang rapat yang ada di tengah lorong.

tok tok tok

Jayden mengetuk pintu, masuk ke ruang rapat yang sudah di penuhi para dewan direksi.
Matanya fokus pada Devano yang sedang berbincang dengan koleganya, Perth. Yang juga merupakan salah satu pemegang saham. Entah mengapa setelah pergulatannya kemarin malam, Jayden tak suka melihat Devano berinteraksi dengan orang lain seolah kemarin telah menjadi tanda Devano adalah miliknya.

"selamat pagi, sebelum rapat kita mulai___"

Suara kepala direksi membuka rapat tak di hiraukan Jayden dan sepanjang rapat fokus Jayden sering kali terbagi pada Devano bahkan sampai bagiannya bicarapun diwakili sang sekretaris, entah sejak kapan pesona Devano menjadi magnet untuknya.

~
Rapat telah berakhir dan satu persatu dewan direksi mulai meninggalkan ruangan.

"saya permisi tuan Dev, tuan Jayden." pamit Perth dan Devano tersenyum lebar.

"hati-hati tuan Perth." ucap Devano dan Perth mengangguk meninggalkan beberapa orang yang masih tertinggal di ruangan.

"ambilkan ponselku di Jayden, aku tunggu di mobil."
"aku ingin makan sushi." titah Devano meninggalkan Felix.

"maaf tuan Jayden." ucapan Felix menghentikan langkah Jayden yang berniat mengejar Devano.

"saya__" Felix tak melanjutkan ucapannya saat Jayden melenggang pergi.

~
"ponsel___" ucapan Devano terhenti saat melihat siapa yang mencekal tangannya.

"lepaskan." dingin Devano menggerakkan cekalan Jayden yang semakin erat.

"tuan Jayden Racherio mohon lepaskan tangan saya." ucap Devano penuh penekanan dengan senyum dipaksakan.

"tak biasanya kau seperti ini."

"seperti apa tuan?" Devano mengusap tangannya yang memerah karna cengkraman Jayden.

"entahlah, aku hanya merasa dirimu berbeda."
"yang biasanya menatap penuh damba dan bertingkah heboh sekarang menjadi dingin, jika karna kesalahan kemar___" Jayden diam saat kekehan kecil keluar dari mulut Devano.

"saya baru tau tuan Jayden bisa begitu narsis dan besar kepala saat ada seseorang yang menginginkannya."
"tapi maaf, izinkan saya meluruskan ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya." Devano diam sejenak.

"perihal apapun itu. Jika sudah menjadi milik orang lain, saya tidak minat." pungkas Devano penuh penekanan menilik netra Jayden lalu melangkah pergi meninggalkan Jayden yang terdiam.

~
12.20

"apa dia mengganggumu?" tanya Felix yang baru memasuki mobil.

"ya begitulah." Felix diam.

"kau tidak ingin menangis?"

"untuk apa?"

"bukankah semua tak berjalan dengan ekspektasimu? biasanya kau akan menangis untuk melegakan perasaanmu." Devano terkekeh dan Felix mulai melajukan mobilnya.

2 BROTHERS || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang