35. DI INTAI

1.6K 136 28
                                    

3 Hari kemudian
18.00

"sudah makan malam Fil?" tanya Felix yang baru saja tiba entah dari mana, ia melepas jaketnya sembari mendekat ke arah Filbert yang sedang duduk di lantai mengotak-atik Macbook milik Felix.

"kau sedang apa?" ucap Felix merebahkan diri diatas sofa panjang belakang Filbert.

"tidak ada." singkat Filbert dan Felix milirik layar dihadapan Filbert, menampilkan beberapa gambar pedang tanto.

"sejak kapan kau tertarik dengan senjata tajam?"

"baru-baru ini." singkat Filbert.

Felix menutupi kedua matanya dengan lengan, ia merasa begitu lelah karna kurang istirahat dan sering meninggalkan Filbert sendirian dirumah padahal ia telah berjanji akan menjaganya.

"darimana?" Filbert melirik Felix dengan ekor matanya dan pria tampan yang nampak lelah itu seketika terduduk merasa tak percaya Filbert mau bertanya lagi tentangnya.

"aku?" Filbert diam.
"aku dari luar, ada urusan penting yang harus segera ku selesaikan." Filbert menyenggut tipis.

"kau aman kan selama ku tinggal?" Filbert mengangguk dan Felix menghela nafas kasar, merasa tak nyaman dengan sikap dingin Filbert.

"setelah ini aku akan pergi dan mungkin pulang beberapa hari lagi."

"hmmm" balas Filbert malas dan Felix segera beranjak berniat membersihkan diri lalu kembali pergi menyelesaikan urusannya.

••••
23.45

Kicauan elang malam membawa nuansa mendebarkan di tengah kesunyian gelita di imbangi hembusan hawa dingin menusuk dada.

TAK TAK TAK

Derap sepatu boots milik seorang pria bergaung merdu di sebuah kastil tua namun berdiri begitu kokoh nan terawat yang dialih fungsikan menjadi salah satu markas organisasi gelap. Dia berhenti di tengah kastil yang nampak sunyi dengan penampilan yang begitu sederhana. Kemeja putih disanding celana jeans hitam dengan pedang kecil gagah berada di genggamannya.

Ia berjongkok tatkala sebuah kursi kayu melayang dari kegelapan, refleknya begitu cepat untuk seorang pemula sepertinya.

"siapa kau?" ucap seorang pria menodongkan pistol dari arah kirinya dan tak berselang lama beberapa orang keluar dari kegelapan membawa tongkat baseball dan balok kayu.

"sebelum belajar tekhnik pedang kau harus mengatur fokusmu dan berlatih tekhnik pernapasan." ucapan kakaknya yang tengah mengasah keahliannya tiba-tiba melintas di kepala. Ia memejam mencoba menyatu dengan sekitar.

Dan dibawah sadarnya dia segera menarik pedang tanto di genggaman mengangkatnya ke arah kiri.

TING

Dentingan terdengar nyaring saat peluru anak buah Rodio beradu dengan bilah tanto milik Filbert.

"SERANG..!!!" teriak pria yang memegang senjata dan beberapa orang di belakangnya segera maju untuk mengepung Filbert.

Filbert menatap sekitar, tangannya cukup gemetar sebab ini pertama kalinya dia menggunakan senjata tajam. Ia mengingat-ingat gerakan kakaknya dan segera mengayunkan pedang tanto nya ke arah musuh yang mendekat membuat beberapa dari mereka terluka di bagian dada dan lengan.

Filbert cukup gugup namun mati-matian berusaha untuk tetap tenang, ia ingin bertemu sang kakak.
Nafasnya mulai memburu panik namun sudah separuh jalan, ia tak bisa mundur.

Filbert menilik sekitar dan tak menyangka ia bisa menumbangkan separuh dari mereka yang mengepungnya.
Beberapa orang maju dan menyerang Filbert bersamaan.

2 BROTHERS || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang