27. FOUND YOU

1.7K 132 25
                                    

2 Hari kemudian

"makan sedikit saja, Ano." bujuk Felix pada sahabatnya yang baru bangun 2 jam lalu setelah tidak sadarkan diri selama 2 hari.

"mulutku pahit." rengek Devano.

"mau ku suapi gula?" Devano menggeleng.

"jangan gila, lagi pula aku tidak lapar." jawab Devano dan Felix menghela nafas kasar lalu meletakkan mangkuk diatas nakas.

"boleh aku bertanya sesuatu?" Felix menatap Devano penuh selidik.

"kenapa kau melukai dirimu sendiri Ano? padahal kau sadar betul jika seorang Devano takut darah, berbeda dengan Candy."
Bukannya menjawab Devano malah tersenyum lebar.

"aku hanya ingin bercanda dengan orang yang sudah membuatku gila hingga seseorang mengolok-olok diriku tak waras."

"apakah harus dengan cara melukai dirimu seperti ini?"

"apa kau baru mengenalku dua hari Felix?" Felix diam.
"jika kita melawan orang licik kita harus punya strategi lebih licik, kan?"

"tapi itu berbahaya Ano."

"aku tau batasan diriku Fel."

"kau hampir mati kehabisan darah dan tidak bangun 2 hari masih bisa mengatakan tau batasan diri?" ucap Felix sedikit meninggi.

"tapi sekarang aku bangun kan?" balas Devano memainkan alisnya naik turun.

"bagaimana kau mendapat semua luka ini ha?" tegas Felix merasa kesal dengan tingkah Devano.

"ini karna terbentur topeng yang pecah gara-gara lengan seseorang." tunjuk Devano pada bibirnya.
"untuk dada dan tangan kiri aku menyayatnya sendiri agar bercandaku terlihat alami." Devano tersenyum menatap Felix yang memasang wajah marah.

"dan untuk tangan kanan sebenernya diluar rencana." Devano terkekeh.
"aku melepas topengku dan tiba-tiba gemetar hebat melihat darah dimana-mana, aku ingin memanggilmu tapi suaraku tak bisa keluar karna gugup dan akhirnya aku meninju cermin dengan sisa tenagaku agar kau masuk." Felix geleng-geleng kepala dengan tingkah tuannya.

"entahlah aku tak mengerti jalan pikirmu Ano, baru kali ini aku melihat seseorang memanfaatkan traumanya menjadi lelucon mengerikan." Devano tertawa ringan melihat wajah frustasi Felix dan seketika tawanya menghilang.

"orang bodoh menggunakan kelemahannya untuk mencari simpati orang lain, tapi orang cerdas mengatur kelemahannya sedemikian rupa agar menjadi kelebihan." lirih Devano dengan wajah datar dan Felix diam menilik satu persatu netra tenang Devano lalu mengedikkan bahu.

"aku tidak tau harus bangga atau bergidik ngeri dengan kata-katamu Ano." Devano tertawa kecil.

"sekarang ayo makan." Felix kembali meraih mangkuk diatas nakas menyuapi Devano sedikit demi sedikit.

Ditengah kegiatan Felix membantu Devano makan dua orang muncul membawa bucket mawar dan parcel buah.

"baru selesai Fil? kamu sudah makan?" tanya Felix dan Filbert hanya menatapnya sekilas tanpa berniat menjawab.

"maaf baru bisa kemari kak, aku ada meeting dan meninjau project kakak dengan Blitz." jelas Filbert meletakkan parcel serta bucket diatas meja dan Felix tersenyum paksa melihat Filbert yang mengabaikannya.
"sebenarnya apa yang terjadi kak?"

"kau tau mr.Candy?" Filbert mengangguk.
"aku pergi bersama kak Jo untuk ke Casino atas perintah ayah dan di tengah perjalanan dia menghadang kami, kami berdua melawannya untuk saling melindungi namun kak Jo lengah dan aku berhasil kabur." jelas Devano dan nampak raut sedih diwajah imut Filbert.

2 BROTHERS || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang