Lagi dan lagi mr.Candy kembali memakan korban dan kali ini anggota inti dari trah Nathaniel yang menjadi targetnya, tepatnya nona muda satu-satunya, Zanya Nathaniel.
Beberapa kolega, anak buah sang ayah dan saudara-saudara nona muda berkumpul untuk menghantarkan wanita cantik itu ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Pria tampan dengan ciri khas netra tajamnya juga ikut menghadiri prosesi pemakaman putri kolega daddy nya, dia melirik ke arah seseorang yang berdiri di sebrangnya mengenakan setelan jas hitam dengan kacamata hitam pula tengah menunduk menatap batu nisan sang kakak.
Rodio berjongkok mengusap batu yang tertera nama putri kesayangannya, hatinya remuk hancur melihat nona muda meregang nyawa dengan kondisi mengenaskan.
Airmata lolos begitu saja dari balik kacamata hitamnya dan si sulung segera ikut berjongkok mengusap bahu ayahnya."ayah bersumpah Zanya." lirih Rodio.
"ayah bersumpah akan membalaskan rasa sakitmu."
"ayah bersumpah adikmu akan mencari siapa dalang atas kesakitanmu." ucap Rodio penuh keyakinan.Langit semakin gelap dan warna jingga mulai tergerus gelapnya malam membuat satu persatu yang berkabung membubarkan dirinya masing-masing.
"saya turut berduka atas meniggalnya putri anda, tuan." ucap Earth mengulurkan tangan dan Rodio membalasnya
Mereka masih berada di area pemakaman."terimakasih." lirih Rodio tanpa semangat.
"saya turut berduka tuan, semoga yang di tinggalkan diberi ketabahan." harap Jayden mengulurkan tangan dan Rodio membalasnya.
"kalau begitu kami permisi tuan." Rodio mengangguk.
"terimakasih telah bersedia datang di prosesi pemakaman putri saya." ucap Rodio.
"sama-sama."
"saya permisi." pamit Earth sembari tersenyum dan mereka melangkahkan kaki meninggalkan makam dan para trah Nathaniel menuju mobilnya masing-masing untuk kembali ke mansion."sayang aku ikut ke mansion ya? daddy juga disana." Devano mengangguk mengusap lembur surai Pandora lalu menyalakan mesin menginjak pedal gas membawa pandora ke mansion.
~~~
"semuanya ke ruanganku." titah Rodio dingin tetap melangkah dan semua putra, asisten putra keempat, serta calon menantunya yang ada di belakangnya hanya saling pandang lalu mengangguk kecil bersamaan."pergilah ke taman dengan Felix, Fil." titah Devano menatap sang adik.
"kau tak mendengarnya? SEMUA." tegas Jonathan menatap Devano tak suka.
"sudahlah jangan ribut kita masih suasana berkabung." putus Logan.
"sayang aku boleh ikut?" tanya Pandora.
"tunggulah diruang tengah." ucap Devano lembut.
"aku ikut."
"Sayaaaang." panggil Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 BROTHERS || JOONGDUNK
Fanfiction"katakan pada mereka akulah yang menewaskanmu." "aku ingin melihat bagaimana respon tua bangka itu." ia terkekeh berdiri meninggalkan mayat yang tergeletak dengan kepala putus. "tak ada yang mampu mengendalikan akal pikirku kecuali Jayden." Devano N...