Hairy reid International airport,
Las VegasPria pemilik manik bulat yang disembunyikan dibalik kacamata hitam dengan setelan blazer warna senada tampak begitu tampan. Dia berjalan menuju pintu keluar diikuti seorang asisten yang menyeret koper milik tuannya, beberapa orang berseragam hitam telah berjejer menyambut kedatangan tuan muda di pintu keluar.
"silahkan tuan." ucap salah satu ajudan menunjuk BMW hitam dan pria muda itu segera menuju mobil tersebut, duduk di kursi belakang sedangkan asistennya duduk di samping supir.
Mobil mewah itu mulai melaju diiringi beberapa mobil lainnya yang mengapit disisi kanan, kiri, depan dan belakang bak tengah membawa seorang pejabat negara menyisiri kota dan pengendara yang lain hanya bisa mengalah sembari bertanya-tanya siapa sosok di balik iring-iringan cukup ramai itu.
"mengapa begitu berlebihan, Bob?" tanya Devano pada orang kepercayaan ayahnya.
"maaf tuan."
"kami hanya menjalankan perintah." jawab Bob melirik tuan mudanya dari spion tengah dan Devano mengangguk.Dia benarkan posisi duduknya semakin tegak, memangku satu kakinya dengan kedua tangan diatas paha bak seorang bangsawan yang tengah mengamati kesejahteraan para rakyatnya.
"kau tau tugas apa yang akan di berikan ayah untukku, Bob?" tanya Devano memasang wajah penasaran.
"maaf tuan."
"itu hak Boss, kami sebagai bawahan tak berani untuk bersikap lancang." Devano kembali mengangguk."tolong Macbook ku Fel." pinta Devano pada asistennya dan Felix segera memutar separuh tubuhnya, mengulurkan Macbook ke belakang.
"bagaimana kabar Filbert, Bob?" ucap Devano mulai menyalakan Macbooknya.
"semenjak anda berangkat pendidikan tuan bungsu semakin pendiam, tuan."
"beliau keluar kamar hanya saat bekerja, waktu makan dan saat tuan besar mengumpulkan semua tuan muda dan nona muda." kedua ujung bibir Devano tertarik tipis."dia tak berbuat ulah?"
"sejauh ini tidak, tuan." tawa besar Devano memenuhi mobil.
"dasar anak nakal."
"hanya mencari gara-gara saat aku dirumah." ucap Devano sembari mengotak-atik Macbooknya memeriksa data perusahaan yang diurus adiknya."mungkin tuan bungsu hanya ingin perhatian tuan."
"ya benar."
"kadang aku merasa sangat bersalah saat begitu sibuk dan tak sempat menanyakan bagaimana suasana hatinya setiap hari."
"apalagi selama pendidikan aku tak berkabar dengannya." Devano diam sejenak."apa dia tau jika aku pulang?" tanya Devano.
"tidak tuan." Devano terkekeh.
"biarkan saja."
"aku ingin melihat bagaimana responnya." Bob mengangguk lalu kembali fokus pada jalanan membawa tuan muda Nathaniel kembali ke mansion megah milik ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 BROTHERS || JOONGDUNK
Fanfiction"katakan pada mereka akulah yang menewaskanmu." "aku ingin melihat bagaimana respon tua bangka itu." ia terkekeh berdiri meninggalkan mayat yang tergeletak dengan kepala putus. "tak ada yang mampu mengendalikan akal pikirku kecuali Jayden." Devano N...