5. Ujian Chunnin -2-

207 33 0
                                    

Kini aku dan para peserta ujian Chunnin lain sudah berkumpul di aula untuk mendengarkan informasi selanjutnya. Dan tak lama, seorang wanita berambut ungu datang dengan cara menerobos jendela aula sehingga beberapa puing-puing kaca berserakan.

"Akulah yang akan menjadi pengawas kalian untuk sesi kedua." Ucapnya sambil tersenyum miring.

"Namaku Mitarashi Anko dan aku akan menjelaskan apa saja yang akan kalian lakukan selama di hutan kematian nanti."

Aku memperhatikan Anko-sensei yang mulai menjelaskan. Dia menjelaskan kalau kami harus sampai ke menara yang berada di tengah-tengah hutan kematian sambil memperebutkan sebuah gulungan rahasia. Waktu yang dibutuhkan adalah tiga hari. Mungkin saja, ini semua tidak akan berjalan dengan mudah.

"Dan sebelum berangkat, aku akan meminta kalian untuk menandatangani surat persetujuan karena, bisa saja sewaktu-waktu kalian tewas ditempat."

Tewas? Sepertinya ujian Chunnin tidak buruk juga. Aku berbaris untuk menandatangani surat yang di maksud.

Setelah semua selesai, aku dan tim ku kini sudah melesat pergi. Kami pergi tanpa peduli tim lain yang saling menghalangi. Sebisa mungkin kami harus menghindari pertarungan demi menghemat chakra dan persediaan selama berada di dalam hutan kematian tersebut.

...

Hampir tiga jam kami berlari tanpa adanya pertarungan dan kami juga sudah berlari cukup jauh. Waktu semakin terik dan aku sangat bersyukur karena tim ku belum terlibat pertarungan sama sekali.

"Sebaiknya kita beristirahat dulu." Ucap Ryuji dan kami bertiga berhenti.

Akhirnya kami meneduhkan diri dibawah pohon rindang yang sangat besar. Aku mengeluarkan gulungan yang sudah aku persiapkan kemarin malam dan meletakkan nya di atas tanah lalu membentuk segel tangan dan tak lama, satu botol air muncul. Aku mengambil botol nya lalu menggulung kembali gulungan dan menyimpannya didalam tas ninja yang terpasang di obi bagian belakang ku.

Aku menyandarkan punggung ku pada batang pohon dan meminum air dari botol ku. Ah, rasanya sangat segar.

"Apa perjalanan kita masih jauh?" Tanya Gin dengan suara kunyahan.

"Lumayan, hanya saja, kita belum mendapatkan satu pun gulungan sama sekali. Setelah ini, jika kita bertemu dengan tim yang memegang gulungan, kita harus merebutnya. Setelah gulungan berhasil kita rebut, kita harus bergegas mencapai menara."

Aku dan Gin mengangguk paham saat mendengar jawaban dari Tenji.

Sekitar sepuluh menit kami beristirahat lalu kami kembali melanjutkan perjalanan. Istirahat yang tadi itu lebih dari cukup untuk mengisi kerongkongan dan perut.

Kami terus berlari sambil memperhatikan sekitar. Namun, kenapa semuanya terlihat sepi? Bahkan Ryuji tidak merasakan chakra orang lain selain aku dan Gin.

"Tunggu sebentar!" Seruku dan sontak Gin juga Ryuji berhenti.

"Ada apa?" Tanya Ryuji.

"Apa kalian tak merasa aneh? Kita sudah berlari sekitar lima jam tetapi tidak melihat siapapun disini. Bahkan Ryuji yang merupakan ninja sensor juga tidak merasakan chakra musuh." Jelas ku.

Kami bertiga berpikir.

"Jangan-jangan ini genjutsu?" Terka Gin.

Ah benar juga. Sebuah genjutsu yang dapat membuat korban berhalusinasi.

Lalu kami bertiga berbaris dan membuat segel tangan lalu mengucapkan "KAI!!"

Tak lama saat aku membuka mata, langsung saja aku melihat Ryuji menganga dengan lebar. Sementara Gin berteriak frustasi. Gila! Ini sangat gila! Aku dan kedua rekan tim ku terjebak genjutsu dan kami sudah membuang waktu selama lima jam hanya untuk genjutsu sialan ini!

ReiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang