17. Bandit Kekkai Genkai.

127 23 0
                                    

Mirei sudah hampir siap dengan segala perlengkapan untuk menjalankan misinya. Entah berapa hari ia akan pergi, namun yang pasti, misinya kali ini mungkin akan memakan waktu yang lama. Mengingat misinya adalah mengusut para bandit yang merupakan sekumpulan Nukenin.

Menurut laporan terakhir, para bandit itu beraksi di sekitar perbatasan desa Kirigakure. Mirei akan berangkat pada pagi hari dan kemungkinan akan sampai pada malam lusa. Jarak antara desa Konoha dan desa Kirigakure memakan waktu dua hari tempuh.

Setelah perlengkapan nya siap, Mirei terduduk di atas ranjangnya untuk membaca gulungan yang diberikan Tsunade. Gulungan itu berisi tulisan daftar kriminal mereka dan beberapa kesaksian para penduduk.

"Kali ini bukanlah bandit biasa. Para bandit ini lebih rakus daripada bandit yang menyebut diri mereka sebagai Pencuri yang baik hati. Dan dari yang kudengar, seluruh anggota bandit itu adalah Nukenin. Aku percaya kau bisa mengusut ini namun tetap berhati-hatilah."

Perkataan Tsunade terngiang di kepalanya. Sepertinya bandit yang diusutnya nanti akan sedikit merepotkan.

Setelah membaca gulungan yang diberikan Tsunade, Mirei menggulung kembali gulungan tersebut dan menyimpannya di lemari nakas. Setelah itu Mirei menutup jendela kamarnya juga menutup pintu kamarnya. Ia akan segera beristirahat setelah mencuci wajahnya dan menyikat giginya.

...

Mirei berlari selama satu hari penuh. Bukan masalah baginya mengingat sejak dulu ini sudah merupakan makanan sehari-hari nya. Hingga malam tiba, Mirei tidak merasakan gangguan apapun.

Mirei memasuki sebuah desa kecil yang masih berada di sekitaran Negara Api. Desa yang ia singgahi terlihat sangat ramai karena sedang berlangsung nya sebuah festival. Mirei berjalan dengan santai seraya melihat ke sekeliling untuk mencari penginapan. Malam ini Mirei memutuskan untuk tidur di penginapan saja, juga mengikuti firasat nya yang mengatakan akan ada hal besar terjadi.

Semua orang berlalu-lalang dengan pakaian khas mereka. Lampu-lampu berada di setiap sisi jalan dan hal itu sedikit membuat Mirei terlena dengan keadaan disekitarnya. Hingga matanya mendapati sebuah penginapan kecil yang berada di pinggir jalanan festival. Dengan segera Mirei berjalan ke arah penginapan tersebut.

Namun langkahnya terhenti kala mendengar pembicaraan dua orang. Pendengaran Mirei yang tajam seketika mendengarkan pembicaraan dua orang itu.

"Orang-orang bodoh ini terlalu sibuk dengan festival sehingga melupakan rumah-rumah mereka."

"Begitulah. Kurasa kita akan mendapatkan keuntungan banyak kali ini."

Kedua bola mata Mirei membelalak lalu dengan segera Mirei mencari keberadaan pemilik suara tersebut. Namun hasilnya nihil. Mirei berpikir sesaat sebelum akhirnya kembali melangkahkan kakinya memasuki penginapan dan beristirahat sejenak.

...

Mirei terbangun kala telinga tajam nya mendengar keriuhan di sekitar jalanan. Tanpa berpikir apapun, Mirei keluar melewati jendela dan melompati atap bangunan lalu berbaur di kerumunan orang untuk melihat apa yang terjadi.

Ternyata telah terjadi perampokan di salah satu rumah warga dan penjaga rumah itu mati terbunuh. Seketika Mirei mengingat ucapan seseorang yang didengarnya tadi. Ternyata firasat nya benar akan hal yang besar akan terjadi, dan Mirei yakin jika para bandit sialan itu menjadikan desa ini sebagai lokasi baru mereka.

Saat tiba di lokasi kejadian, Mirei melihat sebuah rumah yang sudah porak poranda serta satu orang penjaga yang tergeletak tewas dengan kondisi mengerikan di gerbang rumah tersebut.

Mirei menghela nafas lalu bersedekap dada. Ia tidak bisa melakukan apapun karena akan membuatnya terlihat mencurigakan. Tak lama kemudian, anggota keamanan dan rumah sakit desa datang membubarkan kerumunan. Hingga Mirei merasakan seseorang menyentuh pundaknya, membuat Mirei menoleh kebelakang.

ReiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang