Vote dan komen
Warning ⚠️⚠️⚠️
Dilarang keras untuk plagiat ‼️
🌼🌼🌼
Hayllen menatap bangunan rumah minimalis bertingkat dua dengan halaman depan yang luas cukup untuk memarkirkan satu buah mobil. Sorot mata Hayllen menatap kursi panjang di samping pohon mangga yang tergelantung sebuah ayunan yang Yuan buat untuk menghibur putri kecil nya yang kesepian Hayllen Agsafiana Putri.
"Ayah, Bunda, Haya pulang. Aneh, kenapa ayah sama Bunda ga jemput Haya. Tapi, gapapa deh kan Haya udah gede bisa pulang sendiri" Hayllen tersenyum getir tangan kanannya mengusap pipinya yang di basahi air mata entah ini yang ke berapa Kalinya setelah dia pergi dari pemakaman kekasihnya di masa putih abu.
Meski sedikit adanya rasa keraguan Hayllen melangkah untuk mengetok pintu rumah yang sudah lama tak ia tepati. Dalam lubang hati Hayllen jika Bunda nya yang membukakan pintu Hayllen akan memeluk Bunda sangat erat untuk melepaskan rasa rindu Hayllen selama ini begitu pun jika Ayah yang membukakan pintu.
Puing-puing ingatan Hayllen akan kebersamaannya dengan kekasihnya di kursi panjang dengan naungan pohon mangga sambil menikmati sebuah es krim vanilla di waktu pulang sekolah.
"Makan es krim nya pelan-pelan aja cantik kan jadi belepotan"gemes Langga dengan gadis cantik nya. Langga mengusap sudut bibir dan hidung Hayllen yang belepotan oleh es krim vanilla.
Hayllen menahan senyum nya atas perhatian kecil dari Langga. "Kalo aku makan es krimnya pelan-pelan nanti yang ada es krimnya meleleh Lang"ucap Hayllen terkekeh kecil.
Hayllen tersadar dari lamunannya kala pintu rumah yang dia ketuk terbuka Hayllen tersenyum namun senyumnya langsung hilang saat melihat sosok asing yang dengan wajah datar yang membukakan pintu untuknya, Hayllen menunduk takut dengan aura yang dimiliki sosok asing itu.
"Maaf, kamu siapa?, Kenapa kamu bisa ada di rumah ku?, Ibu dan ayah ku mana?" Meski pun takut Hayllen membuka suara untuk bertanya pada orang asing itu dengan badan yang mulai bergetar Hayllen memberanikan diri untuk bersuara lagi kerena pertanyaannya tadi hanya di abaikan.
"Aku tanya sama kamu kenapa kamu ada di rumah ku-"Belum sempat Hayllen menyelesaikan ucapannya lelaki itu sudah memotongnya.
"Dasar gila, Lo pikir ini rumah Lo?. Ini rumah gue rumah tuan muda Renzi Arian Adibaskara" potong Renzi dengan nada dingin yang langsung menusuk langsung ke uluh hati Hayllen.
"Rendi gue sama Karin pamit pulang ya soalnya udah malam-"pria itu memasang raut wajah terkejut kala melihat Hayllen yang tertunduk dengan badan yang bergetar kerena menahan rasa sesek di dadanya.
Gadis dengan tubuh mungil yang berada di samping pria tadi mamandang Hayllen penuh dengan raut wajah terkejut sama seperti raut pria yang tangannya ia gandeng.
Karin langsung berlari memeluk Hayllen sedangkan Hayllen hanya diam saja saat Karin memeluknya.
"Kak Hayllen apa kabar?" Tanya Karin meneteskan air matanya haru karena bertemu kembali dengan seorang gadis yang mencintai Abang nya dengan sangat tulus.
Abangnya pasti lelaki beruntung yang di takdir kan oleh tuhan untuk dapat bisa bertemu dengan gadis secantik dan sehebat Hayllen sebelum Abangnya Kembali ke pelukan tuhan.
Hayllen hanya diam tak menjawab pertanyaan dari Karin. Hayllen bingung kenapa mereka berada di rumahnya ayah dan bunda mana?, Tidak mungkin kan Hayllen salah rumah ini benar-benar rumah nya Hayllen ingat betul.
Hayllen mendorong pelan Karin untuk sedikit menjauh darinya banyak hal yang ingin Hayllen tanyakan namun semua harus ia pendam untuk sementara waktu itu.
"Karin, Bagas, Ayah sama Bunda aku mana?" Tanya Hayllen menatap nanar manik mata Karin dan Bagas berganti.
Pertanyaan yang lolos dari mulut Hayllen membuat Bagas dan Karin terdiam saling tatap menatap dengan sorot mata penuh arti yang Hayllen tak tau apa artinya.
Sedangkan Renzi hanya menonton adegan yang ada di depan nya dia bersender di pintu dengan tangan terlipat di dada.
Karin menghela nafas nya kemudian dia memegang kedua bahu Hayllen yang lebih tinggi dari nya. "Dengar ya kak. tapi, janji kak ga boleh sedih yah ingin Abang Lang ga suka liat gadis nya sedih harus tetap senyum mana senyum nya kak senyum dulu," bujuk Karin yang langsung membuat Hayllen tersenyum benar kata Karin Langga tak suka bila Hayllen sedih.
"Nah gitu dong kak, kakak boleh kok nangis untuk sekarang tapi nangisnya jangan lama-lama ya kasihan mata kakak kan jadi sembab.Tuhan sayang sama Bunda dan ayah kakak, mereka udah tenang di kota Bandung mereka udah ga ngerasain cape, sedih, maupun sakit setelah tragedi kecelakaan mobil tunggal itu bunda dan ayah kakak ga bisa terselamatkan."
Hayllen terkejut mendengar fakta ini.
Apa, kenapa tuhan?
Mungkin Hayllen akan baik-baik saja tanpa rumah tapi jika rumah untuk mengadu, mengeluh, dan bermanja juga pergi meninggalkan apa Hayllen sanggup.
Dada Hayllen sesak, kepalanya pusing, kakinya yang sedari tadi ai paksakan menahan bobot badan kini melemas seperti jelly, sakit semua nya mulai berputar-putra tubuh Hayllen linglung ingin terjatuh namun dengan sigap Renzi yang hanya melihat Drama yang ada di depan matanya menyambut badan ringkih Hayllen.
Renzi menggendong Hayllen ala bridal style ke kamar nya yang ada di lantai dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAYALAN S2
Teen Fictiontrauma. yang sangat mendalam di masa putih abu yang membuat gadis cantik dengan kepang dua trauma menjalani sebuah kisah cinta. "Lautan menyimpan beribu misteri, hutan menyimpan beribu hewan buas dengan racun yang sangat mematikan hampir sama dengan...