41.TUNANGAN!!!

29 6 0
                                    

Vote dan komen

Warning ⚠️⚠️⚠️

Dilarang keras untuk plagiat ‼️

Plis tandai typo

🌼🌼🌼

"Hacih" awal nya hanya Hayllen dan Kia yang terkenal pilek dan demam namun berakhir semua nya yang bermain hujan tadi terkena demam dan flu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hacih" awal nya hanya Hayllen dan Kia yang terkenal pilek dan demam namun berakhir semua nya yang bermain hujan tadi terkena demam dan flu.

Berlin mengusap keningnya yang terasa pusing mendengar teman-temannya bersin saling bersahutan membuat kepalanya jadi berdenyut hingga ingin meledak rasanya.

"Udah di bilang tadi jangan lama-lama mandi hujannya pada ngeyel semua jadi sakit kan Lo pada, sekarang siapa yang repot gue Berlin Adzelbara yang repot ngurus kalian suruh yang satu udah mandi hujannya alas main tanggung yang satu lagi lagi asyik mandi hujan jarang-jarang bisa kek gini. Iya jarang, jarang sakit berjamaah kan Kia maksud Lo" mereka yang tengah terbaring di Dago maupun di kasur hanya mampu nyengir mendengar perkataan Berlin.

"Gue ga nyangka Ber bakal kena demam biasanya ga kek gini" bingung Zean yang di angguk setuju oleh Vitran dan Ranya.

"Lagian ya mau kalian itu Agen atau apa lah kalian juga manusia bisa sakit jadi kalian ga usah banyak tingkah mending istirahat tidur biar cepat sembuh"

"Berlin kamu lucu deh kalo lagi marah jadi mirip bunda."

"Dah diem Ay, tidur biar cepat sembuh."

Hayllen berdecak kesal namun tetap menurut apa yang Renzi minta. Setelah hening beberapa saat.

"Kia, Ranya, cek Hayllen dia benar-benar tidur engga." Kia dan Ranya mengangguk melambaikan tangan mereka di depan wajah Hayllen yang tak bereaksi apa pun.

Kia mengangguk setelah itu dia bersin dan di susul bersin oleh Ranya.

"Dengar kalian semua belum tidur kan" yang lain hanya mengangguk lemah karena menahan rasa sakit demam dan hidung berair mereka.

"Besok pagi gue mau ngelamar Hayllen tolong gue dekor taman ya." Yang lain membalas dengan mengangguk dan mengangkat ibu jari.

"Alhamdulillah Ren akhirnya Lo bakal jadi suami orang ga sendirian terus." Ucap Langit lemah karena sedang demam.

"Manusia lupa berkaca Lo juga sendiri Mulu kali"

Yang lain tertawa dengan tawa garing karena menahan rasa kantuk mereka.
Semua diam tak ada yang memulai percakapan lagi di antara mereka sehingga satu persatu mereka terlelap tidur ke alam mimpi mereka masing-masing.

🦋🦋🦋

"Kanan dikit eh, kiri lagi stop kanan dikit iya mantap!" Kia bertos riang dengan Ranya kemudian membantu yang lain Menghias tempat lainnya dengan berbagai lampu hias. Berlin menata kelompok bunga mawar menjadi sebuah bentuk cinta.

Langit yang baru selesai memasangkan lampu hias di atas pohon dengan penuh hati-hati untuk turun ke bawah namun sialnya kaki Langit menginjak dahan kayu yang sudah tak kuat lagi menahan berat badan Langit dan membuat.

Brak!.

Langit terjatuh dari pohon itu dia masih bersyukur karena tinggi pohon hanya sebatas bahu saja jadi tidak akan membuat dia patah tulang namu meskipun begitu pinggang Langit terasa sangat nyeri.

Lihatlah teman-teman yang begitu setia tak ada yang berniat menolong dirinya tolong untuk tertawa dan mengejek iya.

"Udah Lang yu kabur biar Renzi dan Hayllen berdua aja di sini" ajak Kia di balas anggukan oleh yang lain.
Delapan remaja itu meninggalkan taman yang sudah mereka dekor sehingga begitu romantis.

Renzi tiba lebih dulu di bandingkan Hayllen dia menatap kotak kecil berwarna merah yang berisi cincin yang akan dia berikan untuk Hayllen.

Semoga perasaan yang sedang Renzi rasa ini benar-benar sebuah gejolak cinta dan bukan sebuah rasa untuk menebus sebuah penyesalan nya dulu.

Renzi mengetik sesuatu kemudian mengirimkan nya ke pada Hayllen. entahlah, ini sangat aneh jantung Renzi berdebar sangat cepat dia takut Hayllen akan menolaknya.

Renzi memejamkan mata menghembus nafas dengan perlahan untuk menenangkan dirinya. Renzi memasukkan kembali cincin untuk melamar Hayllen ke dalam kantong celana.

Renzi masih menajamkan mata dia terus-terusan berpikir hal negatif yang akan keluar dari mulut kecil Hayllen untuk menolak laki-laki yang mental ke jiwanya sangat berantakan.

"Ren. Ini taman villa ya kok Bagas banget" mendengar suara gadis yang sedang dia tunggu Renzi membuka matanya dengan perlahan tempat di hadapannya Hayllen tengah tersenyum begitu manis bahkan gula saat ini kalah dengan senyum manis Hayllen.

Renzi berjongkok di hadapan Hayllen kemudian membuka kotak merah yang berisi cincin yang sudah dia sediakan untuk melamar Hayllen.

Hayllen begitu syok melihat yang Renzi lakukan di depannya.

"Hayllen aku berpikir. Aku tak akan mencintaimu tapi ternyata aku salah aku mencintai dan menyukai segala tentang mu Hayllen aku tak sanggup jauh lagi dari mu. Awalnya aku berpikir ini hanya ke tertarik kan karena dirimu begitu mirip dengan Ayllen,"

"Tapi ternyata tidak setelah aku sadari aku menyukai mu. menyukai Hayllen Agsafiana Putri yang mengisi ruang baru di hati gue Renzi Arian Adibaskara. Aku tau kamu mau pun aku sekali pun belum selesai dengan masa lalu yang sudah bahagia bersama dengan tuhan mereka jadi biarkan mereka tenang Ay, buka ruang di hati kecil mu untuk seorang Renzi" Hayllen menetes berlian bening dari mati sendu nya entah mengapa dia menangis mendengar tutur Renzi yang ada benar.

Hayllen harus membiarkan Langga tenang bahagia bersama bunda dan juga Karin di sana. Hayllen mengangguk menerima cincin yang di pasangkan Renzi di jari manisnya.

Hayllen memeluk Renzi dengan penuh rasa senang maupun sedih begitu pun dengan Renzi ada rasa bahagia di hati kecil Renzi karena Hayllen tak menolak cintanya.

"Kita mulai lembar baru kita ya Ren, ini awal dari kisah HayaRen dan menjadi Akhir dari kisah hayalan"

"Kita mulai lembar baru kita ya Ren, ini awal dari kisah HayaRen dan menjadi Akhir dari kisah hayalan"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HAYALAN S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang