Vote dan komen
Warning ⚠️⚠️⚠️
Dilarang keras untuk plagiat ‼️
Plis tandai typo
🌼🌼🌼
Di jalan. Bagas mengangkat satu tangannya untuk memberi arahan berhenti.
Yang lain langsung mengerti mereka bersamaan menghentikan kuda besi kebanggaan mereka.
Posisi Renzi di samping motor sport milik Bagas dan di samping motor Renzi ada motor sport berwarna biru milik Langit yang membonceng Berlin sedang di samping kanan motor Bagas ada motor sport biru malam milik Kildan yang membonceng Kia di belakangnya.
"Napa gas berhenti di daerah markas?" Tanya Kia dengan nada halus tak seperti tadi yang kedengaran sangat menyebalkan.
"Gue mau ke markas kalian langsung aja balik ke rumah Renzi kalo bisa kita nginap aja di rumah Renzi entar sore gue nyusul" ucap Bagas yang langsung menancap pedal gas nya membelok masuk ke dalam hutan.
Tanpa mereka sadari ada sebuah mobil hitam yang memantau interaksi mereka. Sosok dalam mobil itu tersenyum menuliskan sesuatu di kertas kemudian mengikat kertas dan setangkai mawar di sebuah belati tajam.
Dia keluar dari dalam mobil itu, diam-diam memposisikan diri nya di samping anggota inti black Ruby. Dia bersembunyi di balik pohon besar dengan gerakan cepat dia melemparkan belati itu.
Tanpa semua orang sadar sosok itu kembali berlari ke mobil dan memutar balik mobilnya.
"MENGHINDAR!!"
Mereka semua refleks turun dari atas motor saat mendengar teriakkan dari Kildan.
Semuanya menatap terkejut sebuah belati yang tertanjap di batang pohon. Renzi menghampiri belati itu di susul oleh yang lain.
Tunggu permainan berikut nya :)
Mereka semua mengepalkan tangan menatap sekeliling mereka yang tak ada orang sama sekali selain mereka.
"Cepat kalian pulang ke rumah gue. Di luar kita tidak aman entah apa rencana sosok bertopeng itu"
Kia dan Kildan menggeleng. "Ga bisa Ren, gue sama Kildan ada jadwal hari ini. Mungkin saja selesai jadwal gue dan Kildan nyusul ke rumah lo" ucap kia mewakili Kildan memang benar siang ini Kia dan Kildan memiliki jadwal pergi ke kampus. Kia dengan praktek mengobati pasien sedang Kildan pemeriksaan fisik pesawat sebelum terbang.
Renzi mengangguk paham setelah itu Kildan tersenyum adik dan Abang kembar dengan cita-cita yang berbeda itu melesat pergi hingga tak terlihat lagi di telan jalan.
"Langit, Berlin kalian berdua langsung aja ke rumah gue jaga cewe yang tinggal di rumah gue" mereka berdua mengangguk setuju tak lama Langit bertanya sesuatu.
"Kalo kita jagain cewe nya lo Ren terus lo mau kemana"
Renzi menaiki kembali motor kebanggaan. "Mau ke pasar bentar ada urusan." Ucap Renzi yang langsung melesat.
"YEE BILANG AJA LO MAU PERBAIKI KALUNG CEWE LO YANG LO RUSAK WAKTU ITU KAN!!" Teriak Berlin yang membuat Langit tertawa terbahak-bahak sambil memukul Mott sport milik nya.
Di sisi lain di dalam markas tempat nya di ruang senjata Bagas memegang pistol berwarna emas kemudian mengarahkan nya ke lingkaran bidikan.
Dor!
Dor!
Dor!
Tiga kali Bagas menekan pistol itu dan ketiga bidikannya mengenai lingkaran tengah.
"ARGHHH!!!" Bagas meraup wajah nya semua yang Bagas lakukan tidak bisa untuk menghilangkan rasa nyeri di hati nya.
Bagas menyenderkan punggungnya di dinding dengan penuh kesadaran Bagas memejamkan matanya kemudian membenturkan kepalanya sendiri ke tembok.
"Stop!!, Bagas Lo kaya gini ga bakal bisa buat Karin Lo balik lagi"
Bagas membuka matanya dia sedikit terkejut melihat Ranya dan juga Zein berada tepat di depan nya Bagas langsung berdiri tegap memberi hormat.
Zein menghampiri Bagas menepuk pundak Bagas, "gue tau apa yang Lo rasa sekarang. Lo jangan mau terus menerus larut dalam kesedihan," Zein mengangkat tangan kanan Bagas yang Bagas gunakan untuk menekan pelatuk pistol tadi.
"Gunakan skil menembak Lo ini buat balas dendam atas kematian Karin, tembak sampai kepala sipelaku itu penuh dengan peluru panas." Bagas tersenyum miring mendengar perkataan Zein.
Bagas melangkah maju menatap tajam kearah papan bidikan yang sudah hancur akibat ulah nya.
"Gue bersumpah akan membunuh pelaku teror itu"
Ranya menepuk pundak Bagas. Gadis cantik yang memiliki mata coklat yang terkenal sebagai kekasihnya Zein.
"Lo bisa balas dendam buat Karin dan teman-teman black Ruby yang mati ulah sang pelaku teror tapi Lo jangan lupa apa sila kedua kita Gas. Perlakukan pelaku teror itu layaknya manusia bawa dia ke hukum agar hukum yang memutuskan hukuman apa yang pantas buat pelaku teror"
Bagas menepis tangan Ranya dari pundak nya. Dia menatap nyalang Ranya.
"Memperlakukan dia layak nya manusia bagaimana dengan pelaku teror yang membunuh kita layaknya hewen"
"Itu dia. kita jangan seperti nya yang tidak punya hati. biar hukum yang memutuskan nya nanti"
Bagas bersedekap dada berdecak tak suka dengan apa yang Ranya kata kan. Hukum itu tidak adil dimana mereka menyimpan sila kelima jika pelaku memiliki banyak uang maka hukum yang mereka dapatkan akan lebih ringan meski jutaan nya yang di bunuh atau pun 271 triliun uang yang di korupsi maka hukum mereka akan ringan kerena memiliki uang coba liat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia di mana letaknya itu.
Seseorang hanya mencuri roti ataupun ayam di pasar sudah di keroyok habis-habisan sangat adil bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAYALAN S2
Teen Fictiontrauma. yang sangat mendalam di masa putih abu yang membuat gadis cantik dengan kepang dua trauma menjalani sebuah kisah cinta. "Lautan menyimpan beribu misteri, hutan menyimpan beribu hewan buas dengan racun yang sangat mematikan hampir sama dengan...