Vote dan komen
Warning ⚠️⚠️⚠️
Dilarang keras untuk plagiat ‼️
Plis tandai typo
🌼🌼🌼
Setelah kejadian tadi malam para anggota inti yang masih berada di Jakarta bersiap untuk pergi ke Bandung menyusul ke tua mereka yang sudah lebih dulu berada di Bandung.
Wajah ceria anggota Black Ruby yang selalu terlihat menyinari wajah tampan maupun cantik mereka kini musnah kerena sebuah tragedi yang tidak terduga sama sekali.
Hayllen yang melihat tak ada canda tawa sama sekali ikut murung. memasukkan berbagai pakaian maupun barang yang akan dia butuhkan. Dia juga membawa kotak yang berisi surat dan juga stiker note yang Renzi berikan untuk nya.
Hayllen menarik sebuah laci yang tersimpan handphone apel yang tergigit separuh pemberian Renzi beberapa Minggu yang lalu.
"Selamat tinggal kenangan manis Jakarta welcome to Bandung" gumam Hayllen kemudian membawa turun kopernya.
Di bawah semuanya sudah bersiap untuk pergi ke Bandung. Hayllen ikut duduk di samping Kia.
Renzi menghela nafas berat. "Gue tau berat bagi kita untuk ninggalin Jakarta apalagi di sini tempat kita untuk mencari uang dan juga menempuh pendidikan. Tapi, demi keselamatan kita. Kita harus pergi ke Bandung. Bukan pergi untuk jadi pengecut yang melarikan diri dari masalah tapi untuk mencari tau siapa dalang dalam masalah ini,"
"Kalian tidak keberatan kan untuk meninggalkan Jakarta sementara waktu. Kita akan menginap di villa pribadi gue di Bandung sekalian lupain semua kenangan buruk yang kita alami meski itu tetap membekas."
Semuanya mengangguk mendengar perkataan bijak dari laki-laki berumur sembilan balas tahun yang menjadi CEO muda di salah satu dari lima perusahaan Adibaskara. Mau tak mau Renzi menjadi CEO di perusahaan itu karena Paman yang awalnya memegang perusahaan ayahnya itu telah meninggal.
"Gue setuju" ujar Kia dengan tatapan mata yang sulit di artikan.
"Gue sebenernya mau ga setuju sih apa lagi kondisi bunda masih belum baik-baik aja setelah Abang gue menghilang di laut, tapi demu ke selamat gue dan kebaikan bunda gue siap pergi ke Bandung." Lanjut Langit dengan penuh keyakinan.
"Gue... Setuju lagian di Bandung ada butik mamah yang belum pernah gue kunjungi."
"Setuju semua kan ayo senyum dong kalo muka kalian masam kek gini teman-teman kita yang telah gugur kerena teror ini bakal sedih dong. Ayo Kia, Bagas, senyum jangan larut sama ke sedihan."
Satu persatu senyum mulai terlihat di bibir anggota inti Black Ruby yang berakhir menjadi kekehan.
Renzi menaruhkan lengannya yang langsung di pahami oleh teman-temannya.
Bagas menaruh lengannya di atas punggung tangan Renzi di susul oleh Langit, Berlin, Kildan, dan Kia.
"Friendship and great family bronds that is gang black Ruby!!!" Mereka bersorak bersama mengangkat tangan mereka bersamaan ke atas udara.
Mereka mulai membawa barang mereka ke teras di susul oleh Hayllen di belakang.
Berlin membawa mobilnya yang akan membawa semua barang bawaan mereka. Mobil Berlin akan di supir Bagas kerena Bagas lebih tau jalan menuju ke villa Renzi yang berada di Bandung sedangkan di kursi penumpang belakang ada Langit, Berlin, dan Hayllen yang berada di tengah-tengah ke dua cowok tampan dan ceria.
Kia bersama dengan Kildan menaiki motor sport. Renzi membawa motor sport kesayangannya.
Renzi memberi arahan untuk berangkat dengan sekejap Renzi, Kildan dan Kia menghilang di telan jalanan.
"Sini Len liat kemera Lo cantik banget" Bagas memvidiokan Hayllen dan juga duo menyebalkan yang berada di samping Hayllen. Rasanya Bagas ingin menendang Langit yang sok kegantengan di samping Hayllen.
Bagas mulai mengendarai mobil portuner berwarna abu rokok milik Berlin. Mobil itu beberapa kali menyelip kendaraan yang menghalang laju mobil.
Baru satu jam perjalanan tiga bocah yang Bagas bawah sudah tertidur pulas di mobil.
Bagas berhenti saat lampu jalan berubah warna menjadi merah. Hayllen terbangun membuka matanya secara perlahan.
"Bagas kita udah sampai kah?" Tanya Hayllen yang berpikir bahwa mereka sudah sampai.
"Bentar lagi Len." Bagas melanjutkan perjalanan melewati jalan yang bercabang empat.
"Agas nih ga salah jalan kan?. Perasaan ke Villa Renzi ga arah sini deh-"
"Diem Lo gue lebih sering ke villa dan Lo cuman dua kali doang jadi ga usah banyak omong" Langit berdecak kesal dengan Bagas. ya jika menurut bagas ini jalan yang benar tidak apa-apa jika pun ini jalan yang salah Langit bisa apa wong bukan dia toh yang bawa mobilnya.
Kondisi mobil hening kembali dengan Hayllen yang menonton kartun favoritnya Boboiboy, Berlin menonton cocomelon, dan Langit yang nge-push mobile legend.
"TAPOPS mengembara satu galaksi Mencari Power Sphera 'tuk dilindungi Power Sphera tak boleh salah guna Oleh si alien, si alien, si alien durjana!" Nyanyi Hayllen yang di ikuti oleh Berlin dan Langit.
Bagas memutar balik arah mobilnya yang membuat Hayllen, Berlin, dan Langit bingung mereka bertiga lagi asik-asik nyanyi lagi tapops eh malah Bagas tiba-tiba ngerem perusak suasana emang.
"Kenapa Gas?, Salah jalan yaaaa" ejak Langit sambil menaik turun alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAYALAN S2
Teen Fictiontrauma. yang sangat mendalam di masa putih abu yang membuat gadis cantik dengan kepang dua trauma menjalani sebuah kisah cinta. "Lautan menyimpan beribu misteri, hutan menyimpan beribu hewan buas dengan racun yang sangat mematikan hampir sama dengan...