Vote dan komen
Warning ⚠️⚠️⚠️
Dilarang keras untuk plagiat ‼️
Plis tandai typo
🌼🌼🌼
Hayllen menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul dua siang sedangkan dia sedari tadi malam tidak ada makan sesuap nasi sama sekali.
Hayllen beranjak dari kasur melangkah ke arah pintu kamar untuk pergi ke dapur memasak apapun yang bisa dia buat untuk menghilangkan rasa laparnya.
Perutnya sudah begitu nyeri, mungkin maag yang di derita kambuh lagi apa lagi sedari kemarin kepala Hayllen selalu pusing semua badan Hayllen rasanya remuk.
Ceklek
Ceklek
Ceklek
Mata Hayllen melebar kala pintu kamarnya tidak kunjung terbuka.
Apa pintu kamar rusak? Tidak mungkin kan jika pintu kamar ini macet tidak bisa terbuka.
"Tolong!, Renzi tolong buka pintu kamar Haya!!!"
Hayllen panik sendiri pintu kamarnya tidak kunjung terbuka.
Tiba-tiba terlintas dalam pikirannya Hayllen jika Renzi sengaja mengurungnya di kamar ini, mungkin.
Hayllen memukul-mukul pintu itu berharap Renzi mau membuka kan kunci kamar nya atau jika pintu kamar Hayllen rusak Renzi bisa menolong untuk membukakan pintu.
"Renzi tolong pintu kamar aku ga bisa kek buka!"
Semua tenaga yang masih tersisa Hayllen gunakan untuk menggedor pintu kamar dan berteriak namun semua sia-sia apa yang Hayllen lakukan hanya menguras tenaganya saja.
Tubuh Hayllen luruh bersender pada pintu kamar yang tertutup rapat kedua tangannya meremas perutnya yang begitu sakit.
Air mata Hayllen menetes membasahi pipinya.
"Bunda ... Ayah... Sakit perut Haya sakit hiks" Hayllen mengadu kesakitan menyebut kedua orang yang paling menyayangi diri nya.
Sedangkan di ruang tamu rumah itu ada tiga remaja yang tidak sama sekali mendengarkan suara pintu yang Hayllen gedor lebih tepatnya mereka mengabaikannya.
Ketiga remaja itu terlihat serius dengan topik pembicaraan mereka.
"Gue ga tau kapan di leher gue ada tato bunga mawar hitam ini seingat gue waktu gue ketiduran di depan ruang UGD Laxsa kemarin tato ini ga ada tapi pas paginya gue pulang tato ini udah ada dileher gue" ucap Kia dengan wajah seriusnya.
Renzi melebarkan matanya saat Kia menyibak rambutnya memperlihatkan sebuah tato mawar hitam yang sama persis dengan anggota black Ruby yang meninggal secara misterius dengan tato mawar di leher.
"Feeling gue sih Ren, Kia dapat tato itu pas dia tidur di depan ruang UGD nya Laxsa Lo tau sendiri kan Kia calon dokter muda ini tidurnya kek kebo" Fildan terkekeh sedikit mencair kan suasana yang tegang.
Sang empu nama menatap Kildan tak terima jika dia di kata kan kebo.
Bguh
Bantal sofa melayang mengenai wajah Kildan.
Renzi hanya terkekeh melihat tingkah si kembar yang tidak identik ini bagi Renzi sebuah kebahagiaan baginya bisa mengenal sosok baik Kildan yang bisa selalu memahami suasana hati Renzi tanpa perlu Renzi mengadu.
Sedangkan Kia adalah satu-satunya perempuan yang akan Renzi ratukan dalam hidup bagi Renzi tidak ada gadis yang masih bisa tersenyum di setiap masalah yang selalu mendatangi nya selalu di tuntut dan di kekang itu adalah sarapan Kia sehari-hari.
"Ga lucu tau ga sih Lo masih bisa bercanda di situasi kek gini, Lo tau kan setiap korban yang ada tato bunga mawar ini pasti berakhir dengan kematian" wajah Kia memerah menatap nyalang kembaran nya yang masih bisa bercanda di situasi seperti ini .
Kildan hanya tersenyum kikuh merespon atas kepanikan adik kembarnya "Lo senang dong kalo Lo mati Lo ga akan di tuntut lagi sama nyokap bokap untuk sempurna dan Lo juga bisa ngerasain apa yang gue rasain ga pernah di atur dan selalu di abaikan"
Renzi tercengang dengan ucapan Kildan.
Kia yang tidak terima mendengar ucapan Kildan berdiri dari duduknya lalu.
Plak
"Brengsek Lo Bang"
Kia tak sanggup untuk menahan emosinya air mata menetes begitu saja tanpa dia inginkan.
Dengan mudah Kildan mengucapkan kalimat itu tanpa memikirkan perasaan Kia sama sekali mungkin Kia memang sering mengucapkan kata lebih baik dia mati saja untuk lari dari banyak beban dan masalah apakah Kildan tidak mengerti.
Mungkin manusia memang sering mengatakan lebih baik mati dan pergi saja, namun kita tahu sebenarnya kita hanya mau di mengerti iya kan?.
tangan Kia menggapai kunci kamar yang Renzi simpan di laci dia berlari menaiki tangga sambil menangis Kia tidak mau terlihat selemah ini di depan Kildan dan Renzi.
"Lo kenapa Kil, mulut Lo jahat banget sama kembaran Lo sendiri" tanya Renzi dengan nada dingin nya.
"Gue ga mau dia terbunuh Ren kaya anggota black Ruby lainnya gue takut kalo Kia bakalan berakhir Kaya mereka" tubuh Kildan bergetar tak sanggup membayangkan nasibnya jika apa yang di bayangkan benar-benar terjadi.
Renzi menepuk pundak Kildan untuk sedikit memberikan ketenangan untuk Kildan.
"Lo ga sendirian Kil ada black Ruby yang bakalan selalu jagain Ratu mereka dengan baik"
"Brengsek ngapain Lo ada di sini!!"
Renzi dan Kildan menoleh menatap ke lantai dua terkejut mendengar teriakkan dari Kia yang membuat kedua laki-laki itu berlari panik menaiki tangga khawatir jika gadis itu sampai terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAYALAN S2
Teen Fictiontrauma. yang sangat mendalam di masa putih abu yang membuat gadis cantik dengan kepang dua trauma menjalani sebuah kisah cinta. "Lautan menyimpan beribu misteri, hutan menyimpan beribu hewan buas dengan racun yang sangat mematikan hampir sama dengan...