2. Setelah Empat Tahun

3.7K 169 8
                                    

Meeting sedang berlangsung dengan seorang karyawan yang menyampaikan pendapatnya. Meisha sibuk mencatat poin-poin yang sudah disampaikan, agar nanti bisa dijadikan acuan untuk perbaikan ke depan. Matanya melototi Bara ketika dapat merasakan belaian lembut pada pahanya yang terbuka. Siapa yang bisa melakukan hal nekat seperti itu selain Bara? Tentunya tidak ada.

Bukannya menjauhkan tangan nakalnya usai mendapat pelototan mata dari Meisha, Bara malah makin berani memasukkan tangannya ke dalan rok Meisha. Lalu, membelai sesuatu yang ada di balik celana dalam wanita itu.

Meisha bukan lagi melotot horor. Ia sengaja menginjak kaki Bara dengan harapan supaya lelaki itu segera menjauhkan tangannya dari pangkal pahanya. Meisha tak menyangka jika ternyata Bara benar-benar mesum. Bahkan, lelaki itu nekat menggerayangi pahanya saat mereka sedang berada di ruang meeting dan tidak hanya berduaan saja.

Bara memang sempat meringis tanpa suara, tapi lelaki itu tetap tidak menjauhkan tangan dari luar celana dalam Meisha. Ia tersenyum nakal ketika mendapati celana dalam yang ia sentuh tersebut mulai basah. Pertanda kalau Meisha terangsang akibat ulahnya.

Merasa kehabisan akal, Meisha pun mencubit paha Bara keras-keras. Alhasil Bara sempat mengerang sakit yang membuat semua mata tertuju kepadanya.

"Kenapa, Pak?" tanya Meisha pura-pura tak tahu apa pun. Ia mengulas senyum mengejek lelaki itu. "Siapa suruh mesum!" ujar Meisha melalui gerak bibirnya.

"Ah nggak. Kaki saya, sepertinya kesemutan aja," jawab Bara sembari balas melirik sang kekasih hati. Ia tersenyum pada Meisha dan seolah berkata, "Awas aja nanti di rumah."

Siapa takut? Meisha tidak akan gentar pada ancaman Bara. Lagi pula, nanti ia tak pulang ke rumah yang sama dengan Bara. Usai apa yang terjadi di antara mereka tadi di ruang kerja Bara, Meisha merasa dirinya tak akan aman jika pulang ke rumah orang tuanya. Ia takut Bara diam-diam mendatangi kamarnya seperti saat dulu mereka masih berpacaran guna melanjutkan apa yang tertunda. Karena jujur, Meisha belum begitu siap menghadapi Bara yang sekarang.

Empat tahun tak bertemu, Meisha menyadari kalau kakak angkat sekaligus kekasihnya itu semakin tampan. Perawakannya pun sangat ideal. Meisha merasa nyaman saat berada di pelukan lelaki itu seperti tadi. Selain adanya perubahan pada fisik, perubahan sikap Bara malah membuatnya kesulitan untuk bernapas dengan benar. Karena ternyata sekarang ini Bara sangat sangat mesum.

Setelah meeting berakhir, satu per satu dari karyawan yang ikut meeting perlahan mulai meninggalkan ruangan. Meisha juga berniat langsung kembali, tapi Bara malah menahan pergelangan tangannya. "Lepas bisa nggak? Nanti dilihat orang-orang," protes Meisha.

"Nggak bisa, Beb. Soalnya aku masih kangen banget sama kamu," jawab Bara manja yang langsung memeluk Meisha dari belakang.

Meisha merutuk dalam hati. Benarkah Bara sekarang ini sudah berusia dua puluh enam tahun? Mengapa kelakuannya malah seperti anak SMA labil begini? Sedikit-sedikit ingin memeluk dan mencium.

"Kamu sekarang kenapa jadi mesum begini?" Meisha bertanya seraya menjauhkan telapak tangan Bara yang sudah bertengger di dada ranumnya. Huuft, sudah berapa kali dadanya menjadi sasaran remasan Bara dalam kurun waktu yang kurang dari dua jam.

"Efek terlalu kangen sama kamu." Bukannya menjauh seperti keinginan Meisha, Bara pun malah meremasnya. Entahlah, dirinya sendiri pun heran mengapa bisa begini. Sebelumnya Bara tidaklah begini lantaran memang tidak memiliki partner. Benar yang Alan katakan, kalau Bara gagal move on, sehingga selama empat tahun ia menjomblo dan tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita lain lagi.

"Kita udah sama-sama dewasa, Sayang. Jadi gaya pacaran kita juga agak dewasa," imbuh Bara sambil meniup leher Meisha. Yang Bara lakukan sukses membuat Meisha menegang.

Dangerous BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang