15. Memiliki Anak?

1K 79 4
                                    

Selamat hari minggu guys. Selamat membaca...

***

Meisha keluar dari toilet dengan penampilan yang sudah kembali rapi. Hanya perlu sedikit touch up ulang dan mengoleskan lipstik ke bibirnya, maka sudah seperti penampilannya sebelum berhubungan badan dengan Bara.

Meisha mengambil pouch make up miliknya, lalu mulai berdandan setelah duduk di sofa yang menjadi saksi pergulatan panas mereka beberapa menit yang lalu. Untunglah tak ada jejak dosa yang tertinggal di sofa itu karena Bara mengeluarkan habis benihnya di dalam kewanitaan Meisha. Mengingat hal itu, entah mengapa pipi Meisha langsung terasa panas. Meisha menggeleng berusaha mengusir yang sekarang terlintas di pikirannya.

Bara sengaja menyusul dan duduk di sebelah Meisha. Ia memandangi Meisha yang sedang berdandan dengan tatapan kagum, akibatnya Meisha malah kembali tersipu.

"Padahal kamu udah cantik meskipun nggak dandan loh," ujar Bara memuji.

"Gombal!" tukas Meisha langsung.

"Serius, Sayang. Bagiku kamu habis bangun tidur aja masih cantik. Apalagi kalo tidurnya sama aku. Sambil ngedesah keenakan bareng kayak tadi," jawab Bara sambil terkekeh.

"Bisa stop bahas itu nggak? Atau kamu mau nggak aku kasih jatah lagi selama sebulan?" ancam Meisha mulai jengah dengan obrolan Bara.

"Ampun, Sayang. Jangan dong. Mana tahan aku nggak ngegoyang kamu selama sebulan."

"Makanya diam."

"Iya, aku diam."

Meisha bisa melanjutkan dandanannya ketika Bara sudah tidak lagi berisik. Setelah selesai berdandan, ia menyimpan kembali alat make upnya ke dalam pouch. "Oh iya, Bar. Aku mau ke luar bentar habis. Ini. Boleh 'kan?" tanya Meisha meminta izin.

"Kamu mau ke mana, Baby? Aku anterin aja ya?"

"Nggak usah. Kamu 'kan ada meeting setelah ini. Lagian, aku nggak lama kok," ujar Meisha seraya tersenyum hangat.

"Ya udah. Tapi kamu hati-hati."

"Iya."

***

Semula Bara tidak menaruh curiga terhadap Meisha ketika wanitanya meminta izin pergi kendati dirinya tak tahu ke mana tujuannya. Namun begitu Alan mengirimkan pesan, Bara merasa sangat emosi.

Alan : Cewek lo 'kan nih? Sama siapa dia?

Alan mengirim pesan berupa sebuah photo di mana terlihat Meisha yang bersama laki-laki lain. Awalnya Bara menolak percaya, namun outfit wanita yang ada di photo sama persis dengan yang dikenakan Meisha hari ini. Bara ingat karena tadi dirinya sempat melepaskan pakaian Meisha saat mereka bercinta. Hanya saja, untuk apa Meisha bertemu lelaki lain di belakangnya secara diam-diam? Tanpa izin? Bahkan tepat setelah mereka memadu kasih dengan begitu panasnya. Benar Meisha telah meminta izin pergi, tapi tidak berkata jikalau akan menemui seorang laki-laki. Andai Bara tahu, sudah pasti ia akan ikut menemani.

Bara segera menghubungi Alan saat itu juga guna mendapat kejelasan dari maksud pesan yang lelaki itu kirimkan. "Dari mana lo dapat photo itu?" tanyanya to the point.

"Sabar dong, bro! Gue ngeliatnya pakai mata gue sendiri. Meisha ketemu sama cowok lain. Mana cowoknya ngebawa anak lagi. Gila sih! Gue denger anak itu manggil Meisha Mama."

"Lo ngarang cerita apaan?" tanya Bara yang mulai kesal.

"Lo datang aja langsung ke sini kalo lo nggak percaya!" sahut Alan yang juga merasa kesal karena Bara seolah tidak mempercayainya.

Dangerous BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang