"Meisha, kamu sudah bangun, Sayang?" Mely bertanya sambil mengetuk pintu kamar sang anak.
"I-iya, Ma. Meisha sudah bangun," jawabnya sambil menatap Bara yang meringis karena menahan hasrat yang sudah di ujung.
Begitu telah mendapat jawaban dari Meisha, Mely berpindah mengetuk kamar sang putra. Karena tidak ada jawaban, ia membuka pintu kamar anaknya itu dan mengernyit lantaran tidak menemukan keberadaan Bara di sana.
"Udahan dulu, nanti ketahuan Mama," gumam Meisha dengan suara pelan ketika Bara ingin melanjutkan aksinya.
"Tapi pelepasanku udah di ujung tanduk, Beb" Merasa sudah tidak tahan, Bara pun sengaja mengabaikan ucapan Meisha dan menghujam selangkangan kekasihnya itu untuk mengejar klimaks mereka yang sempat tertunda. Tidak berselang lama, Bara merasa jikalau dirinya akan segera datang. Sepertinya Meisha juga. Akhirnya mereka tanpa sadar mendesah kala pelepasan itu datang berbarengan.
Meski sudah mendapatkan klimaksnya, tetapi Bara tak segera menyingkir dari atas tubuh Meisha. Ia menatap mata wanita itu sembari mengelus rambut Meisha yang berantakan. "Makasih ya..."
"Hmn. Buruan kamu balik ke kamar!" Meisha sengaja mendorong Bara dari atas tubuhnya supaya dirinya bisa mengambil pakaian yang lelaki itu lempar sembarang.
"Iya," angguk Bara. Sama seperti Meisha, ia pun segera berpakaian. Meskipun kamarnya dan Meisha bersebelahan, tetapi akan gawat jika orang tua mereka melihat dirinya keluar dari kamar Meisha tanpa pakaian lengkap.
Bara memasuki kamar dengan bersenandung kecil lantaran hasratnya sudah dituntaskan. Namun, senyumnya langsung hilang ketika ia melihat kehadiran mamanya di dalam kamar tidurnya.
"Mama?" kagetnya. Mendadak Bara menelan ludah gugup. Mungkinkah sang mama berada di kamarnya usai dari kamar Meisha? Kalau benar, apakah jangan-jangan mamanya bisa mendengar suara desahan mereka tadi?
"Kamu dari mana, Bar?"
"Bara dari bawah, Ma," ujarnya beralasan.
"Kok Mama nggak ngeliat kamu tadi?"
"Mungkin Mama pas nggak ngeliat Bara aja."
"Oh, ya sudah. Sana kamu siap-siap kerja."
"Iya, Ma."
Setelah keluar dari kamar Bara, Mely tidak langsung turun. Tetapi kembali menghampiri kamar sang putri. Sekarang pintu kamar itu sudah tidak dikunci seperti tadi, Meisha pun sepertinya sedang berada di kamar mandi.
Melihat tidak ada yang aneh di kamar putri angkatnya itu, Mely langsung meninggalkan kamar itu. Sementara Bara, lelaki itu masuk ke kamar mandi sambil berdoa supaya sang mama tidak mendengar apa pun.
Boleh saja sebenarnya jikalau perbuatannya dengan Meisha dipergoki orang tua mereka, syukur-syukur jikalau mereka akan langsung dinikahkan. Akan tetapi, Meisha yang belum siap.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, Bara pun menyisir rambutnya agar terlihat rapi. Bibirnya tidak berhenti tersenyum manakala mengingat perbuatan mesumnya dan Meisha beberapa waktu yang lalu. Karena hasratnya sudah tersalurkan dengan benar, Mood Bara terasa sangat bagus hari ini.
Sementara itu, Meisha baru saja keluar dari kamar mandi selepas membersihkan dirinya dari jejak percintaannya dengan Bara. Akan tetapi tidak semuanya bisa hilang. Kissmark mahakarya bibir Bara yang menghiasi dada Meisha contohnya. Pipi Meisha terasa panas saat dirinya mengingat pembuatan kissmark tersebut. Pun, memerah ketika adegan demi adegan panas yang mereka lakukan pagi tadi terbayang di kepalanya.
"Stop, Meisha! Lo nggak boleh ikutan mesum kayak Bara!" ujarnya pada diri sendiri.
Meisha menggelengkan kepalanya bermaksud mengusir segala pemikiran kotor yang malah memenuhi kepalanya. Saat merasa tubuhnya sudah tidak basah lagi, ia segera berpakaian. Seperti biasanya, Meisha akan memakai blus berlengan panjang dan rok pendek sepaha. Ia yang berpakaian seperti ini tentu saja sering memudahkan aksi modus Bara. Karena lelaki itu selalu mencuri-curi kesempatan mengelus pahanya yang tak tertutupi oleh rok. Kendati demikian, tetap saja Meisha tidak mengubah cara berpakaiannya karena ia sendiri sudah terbiasa begitu sejak masih di luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Brother
RomanceWarning 21+ Jatuh cinta pada adiknya yang ternyata juga memiliki rasa yang sama, itulah yang terjadi pada Bara. Ia diam-diam memacari adiknya. Tetapi hubungan mereka kandas karena sang adik memutuskannya secara sepihak. Lantas, pergi meninggalkannya...