BAB 15 : SEMANGKUK BUBUR

57 11 12
                                    

Ehem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ehem ... Ehem!

Warning First!

Yang belum cukup umur, video klip di atas mending jangan dilihat, ya! >,<

Cukup didengarkan saja. Heh-heh-heh.

Happy Reading!

***

ARABELLA mengempaskan tubuhnya pada sofa panjang di depan televisi seraya mengembuskan napas lelah. Pikirannya terlalu runyam hari ini, apalagi ketika melihat dengan mata kepalanya sendiri adegan berpelukan Alaric dengan Izora tadi pagi. Entah kenapa ia bisa terus kepikiran hal itu seharian, bahkan sampai mengganggu konsentrasi kerjanya. Akhirnya ia memutuskan untuk mengguyur tubuhnya dari ujung kepala hingga kaki, tanpa peduli betapa dinginnya udara malam ini. Ia berharap pemikiran tidak berguna itu akan ikut luruh bersama air yang mengalir.

Akan tetapi, nyatanya, meski sudah mandi keramas seperti itu, sama sekali tidak bisa mengenyahkan bayang-bayang dua manusia itu dari benaknya. Arabella melempar handuk kecil yang sedari tadi ia gunakan untuk menggosok-gosok rambutnya ke sembarang arah dengan kesal.

"Why?" desisnya tidak percaya. Sejenak, seolah menyadari sesuatu, ia mendelik sambil membekap mulutnya yang ternganga. "Nggak mungkin, kan ...?"

Cemburu?

Sejurus kemudian, ia tertawa sumbang.

Tidak. Jelas tidak mungkin.

Masa dirinya juga menyukai Alaric si Sumbu Pendek yang suka ngomel dan marah-marah itu?

Apalagi, pria itu sama sekali bukan tipenya!

Sadarlah, Arabella! batinnya lugas. Orang itu jatuh cinta hanya karena efek samping ramuan! Jadi, please! No baper-baper klub! Semuanya nggak nyata! Palsu!

Arabella mendengkus sebal. Gara-gara si Pak Bos yang terus-menerus mengikutinya ke mana-mana, ia jadi banyak pikiran begini. Sepertinya, lebih baik dirinya kabur dari kenyataan saja dulu. Menonton drama Korea yang beberapa hari lalu sempat ia bicarakan dengan Paris tapi belum sempat ditonton, misalnya.

Ia segera meraih remot kontrol di atas meja. Layar televisi kini menampilkan huruf 'N' besar di tengah-tengah dan diikuti dengan garis-garis merah, ciri khas opening aplikasi layanan streaming film. Ketika intro drama mulai berputar, Arabella segera mencari posisi yang nyaman. Ia menata bantalnya di ujung sofa, lantas berbaring. Masa bodoh dengan rambutnya yang masih basah hingga menitikkan air di beberapa tempat. Melihat sekitarnya begitu kosong, wanita itu mendengkus kesal lagi. Bahkan, gara-gara terus kepikiran Alaric, ia sampai lupa membeli camilan untuk menemaninya nonton sekarang.

AMORVENCY (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang