Chapter 30: Oh, will wonders ever cease

148 19 4
                                    

Selamat membaca jangan lupa vote dan komen

Ingat ini bukan karya milikku, dan bukan hasil dari pemikiran ku, saya hanya menerjemahkannya saja

TYPO DIMANA-MANA

TYPO DIMANA-MANA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ringkasan:

Tahun pertama anak laki-laki di Hogwarts akan segera berakhir

Catatan:

TAHUN PERTAMA (20-30)

(Lihat akhir bab untuk catatan lebih lanjut :)



Mereka begadang sampai tengah malam untuk ulang tahun Tom seperti yang mereka lakukan setiap tahun.

"Selamat ulang tahun," harap Harry, sambil mencium pipi Tom ketika jarum jam berganti.

"Terima kasih, Harry," kata Tom, membalas ciumannya.

“Pertama, kue!” kata Harry dramatis, sambil mengeluarkan sebuah kotak karton putih kecil yang dia sembunyikan di mejanya. Kotak itu memiliki jimat pendingin, milik para elf. Dia memberikannya kepada Tom dengan penuh semangat. “Para elf membantuku membuatkannya untukmu.”

Ini adalah pertama kalinya mereka mendapatkan kue yang layak untuk salah satu hari ulang tahun mereka.

Tom membuka kotak itu, memperlihatkan miniatur kue beludru merah berbentuk hati.

"Aku ingin warnanya hijau," kata Harry gugup. “Tapi para elf bilang itu tidak pantas. Mereka sangat ketat soal kue. Apakah kamu menyukainya?"

Tom menarik Harry untuk duduk di sampingnya di tempat tidur sebelum memeluk Harry erat-erat.

“Ini sempurna sekali, Harry. Tidak perlu berwarna hijau. Aku hanya akan berpura-pura itu diwarnai dengan darah musuhku.”

Harry mendengus.

“Ew. Rasanya menjijikkan,” kata Harry sambil mengernyitkan hidung. Tom sangat konyol.

"Menurutku ini akan terasa seperti kemenangan," canda Tom sambil mencubit hidung Harry.

Harry mendorong tangan Tom untuk mengeluarkan dua sendok. Mereka menghancurkan kue itu bersama-sama dengan gembira, mengikis frosting krim keju dari sisi kotak sampai tidak ada satu pun remah yang tersisa.

Harry tersentak.

"Tunggu! Aku lupa lilinnya!”

Tom tertawa terbahak-bahak dan Harry tersipu malu. Dia terlalu bersemangat untuk makan kue.

"Kita harus melakukannya tahun depan," kata Tom sambil menepuk bahu Harry.

“Tahun depan,” Harry menyetujui. “Sekarang untuk hadiahmu yang sebenarnya.”

Harry mengeluarkan tongkatnya. Dia membuat sketsa tanda tak terhingga di udara yang menyala hijau.

"Ayo, ular cahaya," desis Harry.

Holly & Yew (Tomarry) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang