05. BENCI

134 14 0
                                    

MARI VOTE SEBELUM MEMBACA!

FOLLOW JUGA AKUN INI SUPAYA SAYA SEMANGAT DALAM MENAMBAH CERITA.

DAN YA, JIKA KALIAN ADA SARAN UNTUK SAYA TERKAIT CERITA, BISA DM SAYA YAA.

OH YA, JIKA ADA KRITIK DALAM PENGGUNAAN BAHASA, ATAU TYPO ATAU APAPUN ITU YANG MEMBUAT KALIAN TIDAK NYAMAN DALAM MEMBACA CERITA INI DM JUGA SAYA.

UDAH ITU AJA, TERIMAKASIII.

SELAMAT MEMBACA.

ENJOY!

_____

Sena dan Jiara terus berjalan sambil mengobrol.

"Sena biasanya kerja sendiri, di counter." Ucap Jiara.

Sena menoleh, "loh? Bukannya bapanya koki? Lagian keluarga Sena juga keliatan tajir, masa dia kerja? Yang bener aja?"

"Lo ga tau, Sena mandiri cuy, lagian dia kapan ngerasain kasih sayang orang tuanya? Udah jadi rahasia umum kalo Sena itu sering banget dipukul sama om Heri, dulu bu Hazel aja ga pernah sepeduli itu sama Sena." Ujar Jiara membuat Sena terdiam.

"Pantesan, malem tadi gue baru aja dipukulin." Ucap Sena.

"Serius?" Tanya Jiara dan Sena mengangguk.

"Cuma numpahin air kena bajunya dikit, lagian kenapa si Sena segitunya ga diperhatiin? Pasti ada alasan dong?"

"Gue kurang tau tentang kenapa Sena segitunya dibenci, lo cari tau sendiri aja." Ucap Jiara.

"Gila si, baru tau ada keluarga gitu." Gumam Sena.

"Gue juga ga ngerti, hidup Sena gitu amat."

Sena mengangguk-gangguk pelan.

"Btw, Sena kerja di counter mana?" Tanya Sena.

_____

"Zalea pulang!" Teriak Zalea ketika sudah sampai dirumah.

"Non, bapa sama ibu lagi kerumah sakit, tapi makanan buat non Zalea sudah bibi siapkan, mau makan sekarang non?" Tawar bi Ratih ART di rumah kediaman Al Gaskar.

"Iya deh bi, cepet siapin!" Titah Zalea.

"Siap non, tunggu sebentar."

Tak lama, bi Ratih pun menyiapkan seporsi nasi serta lauk pauk dan segelas air putih, lalu diberikan pada Zalea.

Zalea melirik makanan diatas piring itu, "ini ga salah? Cuma ini? Yang bener aja bi? Bibi kira aku domba makan sayur doang?"

Bi Ratih seketika terdiam, lalu beberapa saat kemudian bi Ratih berucap, "maaf non, cuma ada itu dikulkas, bibi belum belanja, non Zalea tau sendiri saya baru saja pulang kampung baru kesini lagi tadi pagi, bibi juga lumayan kurang sehat, jadi bibi ga kepasar. Maaf, ya non? Besok bibi belanja kok,"

"Bi, denger ya! Mau bibi sakit atau sekarat sekali pun aku ga peduli, bibi kerja disini digaji loh bi? Masih aja males-malesan, bibi mau aku laporin ke papa biar bibi dipecat?"

Mendengar itu sontak bi Ratih menggelengkan kepala, "jangan non, saya harus kerja, kalo ga disini mau dimana lagi saya kerja? Maafin bibi non, nanti bibi ga akan males-malesan lagi kok, maaf ya non?"

☾︎𝐃𝐄𝐍𝐃𝐀𝐌☽︎-𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢- (ʳᵉᵛⁱˢⁱ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang