14. PERAYAAN KEMATIAN HERI?

117 12 0
                                    

MARI VOTE SEBELUM MEMBACA!

FOLLOW JUGA AKUN INI SUPAYA SAYA SEMANGAT DALAM MENAMBAH CERITA.

DAN YA, JIKA KALIAN ADA SARAN UNTUK SAYA TERKAIT CERITA, BISA DM SAYA YAA.

OH YA, JIKA ADA KRITIK DALAM PENGGUNAAN BAHASA, ATAU TYPO ATAU APAPUN ITU YANG MEMBUAT KALIAN TIDAK NYAMAN DALAM MEMBACA CERITA INI DM JUGA SAYA.

UDAH ITU AJA, TERIMAKASIII.

SELAMAT MEMBACA.

ENJOY!

_____

Sehabis berziarah kepemakaman Heri, Gevan, Jeano, Reva, Vina, serta, Jio melanjutkan dengan berkunjung ke kediaman istri Heri, yaitu Hazel.

Setelah mengetuk pintu Hazel pun menyambut kedatangan mereka semua.

"Eh, pak Gevan," sapa Hazel.

Gevan tersenyum kecil, "turut berduka cita, saya ga nyangka semua ini akan terjadi, andai saja malam itu tidak terjadi mungkin pak Heri masih ada,"

"Kematian suami saya itu sudah takdir, saya perlahan akan mengikhlaskan kepergian beliau. Oh ya, silahkan masuk pak,"

"Tidak perlu, saya hanya akan-"

Ucapan Gevan seketika tertahan ketika seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang sambil berkata, "Gege, aku kangen banget sama kamu!"

Semuanya terdiam.

"Lah? Itu anak pak Heri?" Bisik Vina pada Reva.

"Iya, kok meluk pak Gevan?" Bisik Reva pada Vina.

Reva menyenggol lengan Jio membuat Jio menoleh menatapnya. Reva melirik kearah Sena dan Gevan lalu berbisik, "mereka ada hubungan?"

Jio hanya mengedikan bahunya pelan sambil kembali berbisik, "mana gue tau,"

"Ekhem- maaf?" Tegur Gevan.

Aleza tersadar segera melepas pelukan itu.

"Sena, masuk!" Titah Hazel.

Aleza menatap Gevan sejenak lalu membungkukan badannya sambil berkata, "maaf!"

Lalu ia pergi begitu saja dengan perasaan malu.

Setelah hilang dari pandangan, Hazel tersenyum canggung lalu berkata, "maaf pak, putri saya mungkin masih terpukul dengan kepergian ayahnya itu sebabnya yang ada di penglihatannya wajah bapak adalah ayahnya,"

"Ah ya, gapapa. Ini pemberian dari saya mohon di terima, kalo begitu saya pamit, terima kasih," Gevan dan mereka semua pun pergi dari sana hanya menyisakan Hazel di ambang pintu.

Hazel segera memasuki rumah.

"Sena? Kenapa kamu peluk-peluk pak Gevan? Kamu ada hubungan sama dia?" Tanya Hazel.

"Hah? Engga, ga ada,"

"Terus kenapa? Ibu malu loh tadi,"

"Ngga, cuma tadi aku liatnya itu ayah, makanya aku peluk dia," bohongnya, jelas-jelas ia sadar betul dan ia tahu itu Gevan. Namun ia sudah sangat merindukan kekasihnya itu, itu sebabnya ia hilang kendali.

☾︎𝐃𝐄𝐍𝐃𝐀𝐌☽︎-𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢- (ʳᵉᵛⁱˢⁱ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang