MARI VOTE SEBELUM MEMBACA!
FOLLOW JUGA AKUN INI SUPAYA SAYA SEMANGAT DALAM MENAMBAH CERITA.
DAN YA, JIKA KALIAN ADA SARAN UNTUK SAYA TERKAIT CERITA, BISA DM SAYA YAA.
OH YA, JIKA ADA KRITIK DALAM PENGGUNAAN BAHASA, ATAU TYPO ATAU APAPUN ITU YANG MEMBUAT KALIAN TIDAK NYAMAN DALAM MEMBACA CERITA INI DM JUGA SAYA.
UDAH ITU AJA, TERIMAKASIII.
SELAMAT MEMBACA.
ENJOY!
_____
"Genggam tanganku, lalu tutup mata," titah Sena, dan lagi-lagi Aleza menuruti kemauan Sena meski ia tidak paham sama sekali.
Sena menatap kearah jam dinding itu, secara mengejutkan jarum jam itu bergerak mundur.
"Sudah, buka matamu," titah Sena, perlahan Aleza pun membuka kedua kelopak matanya. Yang pertama Aleza lihat ialah, rumah tua yang cukup besar.
Ia menyerngitkan dahi bingung, "loh? Dimana ini? Tadi perasaan ada di kamar?"
"Ini rumah Zalea dulu," sahut Sena, lalu melangkahkan kakinya memasuki rumah tua itu.
"Woi! Gue gimana? Nanti ketauan, nanti gue di kira maling lagi,"
"Itu sebabnya aku menheluarkan kain itu dan menyuruhmu untuk memakainya, memangnya kamu mengira kain ini untuk apa?"
"Oh, gue jadi goib gitu?" tanya Aleza dan Sena mengangguk.
"Oke," Setelah itu Aleza kembali melangkah memasuki rumah tua itu.
Yang pertama Aleza lihat ada tiga orang tengah menyantap makan malam. Ayahnya, ibunya, serta seorang anak kecil perempuan kira-kira berusia 6 tahun. Keluarga itu terlihat sangat harmonis dan saling melengkapi.
"Lea, kamu makannya lama, sini ibu suapin," ucap sang ibu.
Anak kecil yang di panggil Lea itu mengangguk, lalu melanjutkan makan malamnya dengan di suapi oleh sang ibu.
"Lea, kata pak guru, Lea anak yang pinter, dan selalu dapat nilai tinggi, bener, ga?" tanya Aldo-sang ayah.
Dengan semangat Lea mengangguk, "iya! Iya! Bentar Lea ambil sesuatu dulu,"
Lea berlari menuru ke dalam kamarnya, mengambil sejaring kertas lalu di berikan kepada sang ayah.
"Liat, Lea dapat nilai 98," tunjuknya pada sang ayah.
"Bagus, tingkatkan lagi, Lea. Nanti ayah kasih hadiah kalo nilai kamu lebih tinggi lagi," ucap Aldo.
"Hadiah apa?" tanya Lea penasaran.
"Ada deh, pokoknya hadiah yang kamu mau," sahut Aldo.
"Misalnya, boneka? Atau sepatu baru?" tanya Lea.
Aldo tersenyum, "iya, gimana nanti aja, pokoknya nilai kamu harus tinggi dulu,"
"Oke!" Seru Lea dengan semangat.
"Gadis yang di panggil Lea itu Zalea, dia lahir di keluarga yang harmonis, dia tidak pernah mendapat kekerasan atau bentakan dari kedua orang tuanya, yang bernama, Vanni dan Aldo," ujar Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
☾︎𝐃𝐄𝐍𝐃𝐀𝐌☽︎-𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢- (ʳᵉᵛⁱˢⁱ)
RandomAleza Al Gaskar, ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan masuk ke dalam tubuh seorang gadis bernama Sena. Gadis yang tidak pernah merasakan secuil kebahagiaan. Setelah ia masuk dalam tubuh Sena, ia diperintahkan untuk membunuh semua orang yang telah...