"Aku sudah mengatakan padamu untuk tidak keliru, tapi kau tidak mendengarkanku." Anetson berucap tanpa menoleh. Ia sangat kesal melihat Nathela sangat susah diatur.
Nathela menghela nafas kesal, ia memutarkan bola matanya malas. "Terus apa maumu Ayah?" Ia menoleh sekilas ke arah Anetson lalu pandangannya kembali terarah ke depan.
Keduanya berjalan bersampingan melewati koridor sekolah. Karena di saat itu masih jam pelajaran, pastinya koridor gedung utama terlihat sepi. Para murid berada di kelasnya masing-masing.
"Jangan lakukan apapun, aku sudah lelah memberitahumu," balas Anetson membuat Nathela menghentikan langkahnya, lalu cewek itu melanjutkan langkahnya lagi menyamakannya dengan sang Ayah.
"Sebenarnya apa maumu? Sebelumnya kau menyuruhku untuk membunuhnya, tapi hari ini kau malah melarangku untuk berbuat sesuatu yang aku tunggu-tunggu." Nathela menggeleng pelan.
"Diam dan jangan lakukan apapun hari ini, itu perintah!" ucap Anetson, membuat Nathela benar-benar kebingungan dengan laki-laki itu.
Terus apa yang dia inginkan?
Dertt... dertt...
Nada dering panggilan masuk, terdengar dan bergetar di dalam saku. Laki-laki yang menggunakan setelan jas itu menggambil ponsel di saku celananya. "Pergilah, kembali ke kelasmu," ucap Anetson lalu meninggalkan Nathela. Laki-laki itu mengangkat telponnya lalu menempelkan ponsel itu di telingga sembari berjalan melewati lobby sekolah untuk keluar dari gedung itu.
Nathela menghembuskan nafas berat. Ia terdiam beberapa detik melihat kepergian sang Ayah. Ia ingin melanjutkan langkahnya lagi, namun ponselnya tiba-tiba berdering karena panggilan masuk dari seseorang.
Nathela segera meraih ponsel itu di saku celananya. Ia melihatnya lalu mengangkat panggilan itu dan berucap cepat, "Karena keinginanmu, kau hampir membuatku mati karena cewek gila itu."
Dari sebrang sana, Atha mengeluarkan tawa villain saat mendengar ucapan dari Nathela. "Aku sudah memintamu untuk berlatih, tapi kau selalu menganggap remeh semua orang."
Nathela menunduk sekilas lalu memutarkan bola matanya malas. "Aku akan membunuhnya hari ini." Nathela berucap dangan nada yang terdengar dingin.
"Apa aku memerintahkan mu untuk membunuhnya?" Nathela terdiam sejenak, dahinya mulai berkerut terheran setelah mendengar kalimat yang Atha ucapkan.
"Maksudmu? Apa kau tidak ingin dia mati?"
"Tidak!"
Nathela sedikit menggeram, cewek itu berdesis dengan raut wajah kesal. "Sebelumnya kau menyuruhku untuk membunuhnya. Dan sekarang? ... Aku tidak peduli, aku akan membunuhnya hari ini."
"Kau akan merasakan akibatnya, jika dia mati di tangan mu!" Atha berucap cepat sebelum Nathela berhasil memutuskan panggilan itu.
Tut!
Panggilan terputus dari sebelah pihak, yaitu Atha. Nathela pun berdecak kesal, menurutnya di hari itu adalah hari yang cocok untuk menyingkirkan orang yang sangat bermusuhan dengannya.
Mengapa Atha tidak ingin gadis itu mati? Sebelumnya, ia sangat menantikan kabar itu.
Pertanyaan itu mulai terlintas di pikiran Nathela setelah beberapa detik panggilan itu terputus.
•••
Kelas kali ini terdengar berisik, beberapa murid berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Beberapa siswa berkumpul di tepian kelas, bernyanyi sembari memainkan gitar karena salah satu murid membawa sebuah gitar. Beberapa siswi, juga berkumpul dengan kelompoknya, entah apa yang dibicarakan para cewek-cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Year : Survive at School
Action[ On going ] "Kalian diperbolehkan untuk membunuh satu sama lain." "Saat di akhir, satu orang dari kalian akan menjadi MVP." • • • Bukankah sekolah tempat untuk menuntut ilmu? Bermain dan bersenang-senang bersama, dikalangan anak remaja? Bagaimana j...