Terlihat sosok berpakaian serba hitam tengah duduk di atas meja dan sebuah kapak di genggamannya. Sosok itu mengenakan topeng hitam bertanduk kecil dan tudung hoodie yang menutupi kepalanya.
Sosok misterius itu tidak hanya sendiri. Di sebuah kelas yang di tempatinya, juga terdapat seorang gadis berambut panjang menyandarkan kepalanya di atas meja dengan keadaan pingsan tidak sadarkan diri.
Angin berhembus kencang menandakan cuaca akan turun hujan sebentar lagi, suara gemuruh dan cahaya putih sesekali melintasi kelas itu, awan hitam juga berkabut menghiasi langit malam.
•
•
•Baru beberapa langkah Christy menuju ruangan loker, gadis itu mendengar dentingan notifikasi dari ponselnya. Rasa curiga kini mulai muncul mengingat ancaman Nathela sebelumnya saat di kantin. Dengan cepat Christy meraih ponsel miliknya yang ada di dalam saku celana.
Tepat pukul 9 malam gadis itu mendapatkan sebuah pesan yang entah dari siapa. Christy membuka pesan itu dan terlihat sebuah foto seorang gadis yang tertutup oleh geraian rambutnya, namun Christy tau siapa gadis itu.
"Datang ke SMANTA sebelum terlambat,'' Isi dari pesan yang ada di bawah foto itu.
Tanpa pikir panjang, Christy segera mengambil hoodie dan tas ranselnya di loker lalu melangkahkan kaki keluar dari caffe. Keadaan di luar terlihat bergemuruh dengan kilatan putih yang sesekali menghiasi langit. Angin yang berhembus kencang tidak membuat Christy kedinginan, gadis itu segera mengenakan hoodienya lalu meraih helm yang ada di spion motor.
Christy menarik gasnya mengarah ke SMANTA sesegera mungkin.
•
•
•Plak!
Sebuah kapak menancap di meja. Saat tersadar, dengan cepat Chika mengangkat kepalanya saat teriakan dari sosok bertopeng yang melayangkan sebuah kapak. Detak jantungnya seketika berdetak hebat ketika melihat sosok yang mengerikan itu berada tepat di hapannya. Nafasnya terengah-engah saat kapak itu hampir mengenai bagian kepalanya. Tangan sosok itu menggenggam erat pegangan kapak.
"Hai... "
Suara berat ditambah tawa dari sosok itu berhasil membuat Chika merinding ketakutan, begitu susah untuk menelan salivanya. "J—jangan sakitin gue, gue mohon," ucap Chika gelagapan. Gadis itu berusaha bangkit dari bangkunya, namun entah mengapa begitu berat kakinya untuk berdiri.
Sosok itu mulai duduk di kursi yang ada di depan Chika dengan meja yang menjadi penghalang antar keduanya. Kapak juga masih menancap di meja Chika. Dibalik topeng, sosok itu menyeringai setelah melihat gadis yang ada di hadapannya begitu ketakutan. Lalu sosok itu memajukan wajahnya pada Chika hingga gadis itu memundurkan wajahnya untuk tidak terlalu dekat, namun jarak keduanya tersisa beberapa senti. Mata Chika membulat sempurna kala topeng itu benar-benar di depan matanya. "Jauhin Christy kalau lo mau selamat!" desis sosok itu. Entah disamarkan atau tidak, tetapi suara itu terdengar sangat berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Year : Survive at School
Ação[ On going ] "Kalian diperbolehkan untuk membunuh satu sama lain." "Saat di akhir, satu orang dari kalian akan menjadi MVP." • • • Bukankah sekolah tempat untuk menuntut ilmu? Bermain dan bersenang-senang bersama, dikalangan anak remaja? Bagaimana j...