PARK 34 : 1 AM

1.1K 142 49
                                    

Kali ini Olla merasakan tubuhnya yang cukup lelah. Beberapa menit setelah berada di kamar mandi membersihkan diri, Olla melangkah keluar dari kamar mandi yang ada di kos-kosannya. Olla sudah terlihat mengenakan baju tidur piyamanya, ia ingin menuju ke kamar untuk segera beristirahat.

Hari sudah menunjukan pukul satu pagi, kedua matanya terasa berat karena merasakan kantuk akibat kelelahan karena permainan sebelumnya yang ada di sekolah.

Finally. Besok semuanya telah selesai, tidak ada lagi permainan yang harus mereka hadapi di hari-hari berikutnya, dan besok adalah pengumuman murid yang berhasil menjadi MVP.

Kali ini Olla sangat penasaran, siapa yang akan menjadi MVP tersebut. Ia sangat tidak sabar untuk menunggu matahari terbit. Namun, tanpa Olla sadari di saat hampir memasuki kamarnya, dari belakang seseorang dengan tudung hoodie yang menutupi kepalanya, membungkam Olla menggunakan kain hingga Olla tidak sadarkan diri. Tidak sempat Olla berteriak atau memberontak, tubuhnya sudah lemas karena kain itu yang telah disemprot dengan sesuatu membuat siapapun akan pingsan saat mencium aromanya.

Tubuh Olla langsung digendong oleh sosok itu, masuk ke dalam kamar. Kemudian pintunya langsung ditutup dan dikunci, sosok itu membawa Olla pergi melalui jendela tanpa diketahui siapapun. Olla dibawa menggunakan mobil hitam kemudian pergi dari kawasan tersebut.



Setelah menghabiskan beberapa menit di perjalanan, kini Christy telah sampai dan memasuki gerbang rumah Chika untuk mengantarnya pulang. Bisa Christy lihat kedua orang tua Chika telah menunggu dan betapa khawatirnya sepasang suami istri itu setelah melihat anaknya datang.

Berjam-jam mereka menunggu dan akhirnya Chika datang membuat Sean dan Renatha menghembuskan nafas lega.

"Chika?? Kamu dari mana aja, nak? Kenapa nomor kamu gak aktif? Papa khawatir banget sama kamu." Baru saja Chika turun dari motor, Sean langsung menerpa tubuh Chika, memeluknya dengan erat. Chika pun membalas pelukan Papanya.

"Maaf Pa. Hp Chika lowbet. Chika gak sempat ngabarin Papa," balas Chika di dalam pelukan Sean, kemudian Chika melepas pelukan itu.

"Buat video apa, sampai larut malam kayak gini? Ini jam satu pagi loh, kak? Kamu gak bohong kan sama Papa?"

"Sebenernya jam sepuluh udah selesai, Pa. Tapi Chika main ke rumah Christy, terus Chika ketiduran," jawab Chika memberi alasan. Kalimat itu adalah usulan dari Christy untuk Chika memberi alasan pada kedua orang tuanya, dan benar saja Chika mengatakan kalimat itu sesuai yang dikatakan oleh Christy.

Sebelum mengantar Chika pulang, Christy juga sempat kembali ke rumahnya untuk mengganti pakaian yang dipenuhi dengan darah, karena tidak mungkin ia mengantar Chika dalam keadaan seperti itu. Christy juga menyuruh Chika untuk mengganti pakaiannya agar tidak dicurigai nantinya.

"Yaudah kalau gitu kamu masuk sama Mama, terus kamu istirahat, ya?" titah Sean pada Chika.

Chika mengangguk cepat. "Iya, Pa," kata Chika seadanya.

"Ehm!" Christy berdehem berniat mengalihkan pandangan keluarga itu ke arah dirinya. "Kalau gitu saya juga permisi, ya. Tante, Om." Dengan sopan Christy berpamitan. Namun, langkahnya langsung dihentikan oleh Sean.

"Tunggu sebentar, saya ingin bicara sama kamu," ucap Sean membuat Christy kembali menoleh.

"Renatha tolong bawa Chika ke kamarnya," ucap Sean tegas kepada istrinya. "Chika kamu bersih-bersih terus langsung istirahat, ya," lanjut Sean kepada Chika.

Pandangan Chika kali ini tertuju ke arah Christy. Namun, Christy mengangguk tipis untuk meyakinkan Chika jika semuanya akan baik-baik saja. Renatha hanya menurut perkataan suaminya, kemudian ia membawa Chika masuk ke dalam rumah hingga menyisakan Sean dan Christy yang berada di luar.

Last Year : Survive at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang