PARK 21 : INTROGASI

2.5K 353 45
                                    

Berbeda dari hari-hari sebelumnya, hari ini, Polisi dan Detektif masih melakukan pencarian atas hilangnya Nathela Katrin, siswi dari salah satu sekolah terbaik, SMANTA HIGH SCHOOL. Kasus ini adalah kasus kedua yang melibatkan Polisi dan Detektif, setelah siswi bernama Azica Zavira jatuh dari atas rooftop.

Para siswa siswi bersekolah seperti biasa. Namun, mereka diintrogasi satu per satu oleh Detektif untuk menemukan suatu petunjuk.

"Apapun yang Detektif tanyakan ke lo, jawab aja gak tau, dan bersikap seakan lo gak tau apa-apa." Tangan Christy yang terasa hangat, menggenggam lengan Chika sedikit kuat, kalimatnya terucap seakan sebuah pesan peringatan.

Chika menelan salivanya susah, lalu mengangguk pelan mengiyakan perkataan itu. Tatapan tajam dari Christy membuatnya merasa gugup. Aura cewek itu seakan berubah, begitu dingin dengan tatapan datarnya yang terlihat mengintimidasi.

Christy kembali memandang lurus, menatap Guru yang mengajar di kelas itu. Tubuhnya mulai bersandar di bangku dengan kaki yang otomatis menyilang. Tangan Christy mulai bersedekap dada, lalu senyum smirk tipis terlihat sekilas dari raut wajahnya.

Mata jeli Aldo pun terus melirik gerak-gerik cewek itu.

Christy masih terlihat tenang walau dirinya dalang dari kasus ini. Ia tidak perlu memutar otak untuk menghilangkan jejak, karena semua itu akan dibersihkan oleh sistem permainan MVP yang berjalan selama ini.

"Anak-anak, adakah dari kalian yang melihat terakhir kalinya, Nathela Katrin? Siswi kelas XI IPA 3, adik kelas kalian?" Di sela pembelaran di kelas itu, sang Guru memberikan pertanyaan yang pastinya akan dirahasiakan oleh pada murid karena menyangkut permainan yang dimainkan.

"TIDAK BU...." Beberapa murid di kelas itu menjawab serempak pertanyaan sang Guru.

Dengan ekor matanya, Christy melirik Aldo yang sedari tadi juga meliriknya. Mulut Christy mulai terbuka, memperlihatkan deretan gigi yang tersusun rapi dengan senyum tipis. Sangat menyenangkan bukan? Menjadi pelaku yang dicari-cari oleh Polisi. Ya! Itu sangat menyenangkan, melihat kebodohan para Polisi dan Detektif yang tidak berguna.

Aldo hanya diam. Ia pun sudah tahu dalang dari hilangnya cewek perundung itu. Cewek itu sudah mati dan mayatnya tidak akan ditemukan.

Satu per satu para murid telah dipanggil untuk diinterogasi, dan kali ini nama Christy dipanggil dan dipersilahkan untuk ke sebuah ruangan yang telah ditentukan. Langkah Christy mulai berayun pelan, pergi dari kelas itu.

•••

"Kapan terakhir kali kamu melihatnya?" tanya Gito, Detektif yang ditugaskan untuk menangani kasus ini.

"Satu Minggu yang lalu?" jawab Christy santai. "Aku baru saja keluar dari rumah sakit dan baru bersekolah tiga hari dengan hari ini. Aku tidak melihat keberadaannya lagi."

"Dimana rumah sakit tempat kau dirawat?"

"Siloam Hospitals."

Laki-laki itu mengangguk pelan. "Apa di sekolah ini dia memiliki saingan ataupun musuh?" Gito kembali bertanya.

"Ku rasa tidak," jawab Christy dengan tatapan datar.

Gito menghela nafas dalam. Laki-laki itu tidak merasa curiga sedikitpun. "Baiklah. Kau boleh kembali ke kelas mu," ujar Gito.

Christy berdiri dari kursi lalu kepalanya menekuk sekilas dengan artian memberi hormat pada sang Detektif.

Last Year : Survive at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang