PARK 19 : FAKTA TENTANG AZICA

2.8K 390 31
                                    

Darah segar terus menetes membasahi lantai rooftop. Kaki itu bergetar tanpa henti dengan rintihan kesakitan yang amat menyiksa. Angin di sore ini tidak berhenti berhembus. Namun, keringat malah bercucuran mengalir melewati pelipis.

"Gimana rasanya disiksa?" Christy terkekeh pelan, ia tersenyum puas dengan tatapan tengil. Tangannya menggenggam palu yang berlumuran darah, dan seragamnya pun sedikit dikotori dengan darah Nathela.

"B--bunuh gue sekarang, gue mohon...." Bibir itu bergetar pucat dengan perkataan terbata-bata. Nathela menunduk lemas, dengan kaki kirinya yang mulai hancur, sudut bibirnya pun memerah mengeluarkan darah dan terdapat bintik memar.

"Tapi gue mau lo ngerasain gimana rasanya disiksa, seperti apa yang udah lo lakuin ke Flora," balas Christy. Begitu menyenangkan baginya melihat cewek perundung itu berlumuran darah.

Sepatu all star putih bertalikan oren yang Christy kenakan, berayun pelan setelah kalimatnya dilontarkan. Dengan sengaja ia menginjak kaki yang sudah berlumuran darah itu.

"ARRRGHHHH...," jerit Nathela dengan tangisnya yang memilukan. Ia masih bisa merasakan sakit yang luar biasa di kakinya.

Christy tersenyum simpul, menikmati jeritan Nathela di saat ia benar-benar menginjak dan menekan kaki cewek itu lalu memutar-mutarnya. Tapak sepatu Christy dipenuhi dengan darah segar. Kedua matanya, seakan tersenyum, menatap Nathela yang kini tidak berdaya dihadapannya.

Palu yang ada di gengamannya mulai dipindahkan ke tangan kiri. Tangan sebelahnya mencengkram kuat rahang Nathela hingga mendongak agar menatapnya. "Jangan berfikir gue gak bisa apa-apa karena ancaman dari bokap lo."

"Gue bisa ngelakuin apapun yang gue suka, bahkan gue bisa lebih kejam dari aksi perundungan yang udah lo lakuin selama ini," desis Christy pelan lalu menghempaskan kasar cengkramannya. Ia berbalik arah dengan langkah yang berayun.

"Gue tanya lo sekali lagi." Christy memberi jeda lalu kembali berucap, "Siapa Atha sebenarnya?" Kepala Christy kembali menoleh menatap Nathela.

"GUE GAK TAU!!" jerit Nathela. Kedua matanya terlihat sayup menatap Christy dengan tangis yang terus terdengar.

Christy berdecih dengan alisnya yang terangkat, seakan lucu baginya karena cewek itu terlihat emosi. "Lo yakin?" Tangan Christy mulai bergerak, meraih sebuah ponsel di saku celananya lalu diperlihatkannya pada Nathela. Ia ayunkan benda pipih itu sembari tersenyum.

Nathela terdiam kaku, menatap ponselnya yang ada di tangan Christy.

Christy menunduk, mulai mendudukkan dirinya di kursi, kakinya pun terlipat secara otomatis dengan tubuh yang bersandar. Tangannya mengeluarkan benda di saku kiri almamaternya, sebatang rokok dan korek. Sebatang rokok itu pun berada di bibirnya lalu dihidupkannya dengan santai hingga keluar samar-samar asap.

Christy membuang asal koreknya, cewek itu bertingkah seperti villain, karakter jahat yang ada di sebuah cerita. "Lo ngebuat gue, seakan-akan gue adalah pembunuh Azica?" Christy menunduk melihat isi pesan Nathela dan Atha. Ia hisap rokok di tangannya disela menatap isi ponsel itu. Terdapat video dan beberapa foto yang membuat Christy langsung tahu siapa dalang dari semua kejadian yang sudah dialaminya.

"Lo menghasut Chika, temen gue? Dan video ini lo perlihatkan sebagai bukti?" Christy terdiam sejenak. "Jelas-jelas video ini hanya editan. Tapi lo berhasil membuat dia percaya? Itu bagus." Christy masih bersikap santai. Ia hisap kembali rokok yang ada di tangannya, asap itu terbawa oleh angin yang berhembus.

Beberapa detik kemudian, Christy mulai beranjak dari kursinya. Rokok yang terselip di tangan kanannya, ia hirup kembali dengan kasar, lalu dibuangnya putung rokok itu asal. Christy menginjaknya hingga padam, langkahnya tidak terhenti hingga berdiri tepat di depan Nathela. "Siapa Atha?" Pertanyaan itu terucap dingin. Christy merasa yakin, pasti orang itu memiliki sangkutan dengan berjalannya permainan MVP.

Last Year : Survive at SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang