Disebuah lorong apartment lantai 13, terlihat dua wanita berjalan anggun menuju sebuah kamar.
"Lo mau ngajak gue kemana?"
"Ke kamar apartment gue."
"Serius lo, kak? Lo punya kamar apartment sendiri?"
Mata Christy berbinar, senyumnya terukir jelas sembari berjalan mundur di depan wanita yang bernama Ara Nyxia.
Ara tersenyum, berjalan anggun dengan kedua tangan di saku jeket kulit yang dikenakannya.
Namun, langkah Christy seketika terhenti, sudut bibirnya menurun dengan kedua mata membulat sempurna saat melihat seseorang mengarahkan pistolnya dengan jarak sedikit jauh di belakang tubuh Ara.
Dorr!
Kejadiannya begitu cepat, timah panas itu berhasil mengenai kepala Ara dibagian belakang.
Bruk!
"Kak Ara!" Didalam pelukannya, Christy memanggil wanita itu sambil menggoyangkan tubuhnya. "Ra! Ara! Bangun, Ra!"
"Kak Ara!"
Christy memeluk wanita itu dengan erat. Tangisnya tidak lagi tertahan, ia tidak menyangka hal ini akan terjadi. Sahabatnya yang sudah ia anggap seperti Kakak sendiri, kini sudah pergi untuk selama-lamanya.
Darah segar dari kepala Ara mulai mengotori lantai apartment. Christy menangis tersedu-sedu, memeluk tubuh Ara yang tidak lagi bernyawa.
•
•
•Mata Christy terbuka dengan tubuh yang seketika terduduk di atas kasur. Nafasnya terengah-engah karena mimpinya itu.
Kamar yang bernuansa biru muda dengan lampu neon mengelilingi bawah kasur dan setiap sisi atas, mulai berubah saat Christy menekan tombol lampu putih dan menginjakan kakinya di lantai.
Christy terdiam beberapa detik. "Kenapa orang yang gue sayang selalu pergi," lirih Christy lalu mengusap wajahnya beberapa kali. Ia kembali mengingat sahabatnya yang dulu yaitu Ara Nyxia karena mimpi itu, kejadiannya persis seperti di dalam mimpi tersebut.
Sebelum berdiri, Christy mengusap rambutnya dengan tangan kiri. Ia melihat jam dinding di kamarnya yang sekarang telah menunjukan pukul sembilan malam.
Christy berjalan pelan ke arah sudut kanan yang terdapat tiang. Ia menyadari sebuah titik merah tampak menyala yang terletak di atas sana. Tangannya mulai terulur, menggapai benda itu.
Kamera? Siapa yang meletakkannya di sana?
Pyar!
Christy melemparkan benda itu tepat mengenai kaca lemari hingga berderai.
"Brengsek!" desis Christy. Rahangnya mengeras dengan emosi yang tertahan.
"Christy! Kamu kenapa, nak?" Shani datang memasuki kamar Christy dengan wajah terheran-heran. Ia sedikit terkejut saat melihat kaca yang berderai di kamar putrinya itu.
"Christy gak kenapa-napa, Bun," balas Christy lalu menggapai hoodie berwarna hitam yang tergantung dibalik pintu.
"Kamu mau kemana?" tanya Shani saat melihat Christy yang mulai mengenakan hoodienya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Year : Survive at School
Action[ On going ] "Kalian diperbolehkan untuk membunuh satu sama lain." "Saat di akhir, satu orang dari kalian akan menjadi MVP." • • • Bukankah sekolah tempat untuk menuntut ilmu? Bermain dan bersenang-senang bersama, dikalangan anak remaja? Bagaimana j...