Sebelum lanjut baca, ayo tekan bintangannya dulu!
enjoy~
=====
Mataku terbuka karna keributan yang terjadi diluar kamar. Aku melirik sinar lembut matahari yang berusaha menerobos masuk jendela kamar, kemudian beralih pada jam weker disamping ranjang.
"Park Gunwook bajingan! Kau akan menerima balasan yang setimpal!"
Masih pukul 8, kenapa pria manis itu sudah membuat keributan?
Aku beranjak dari kasur untuk melihat apa yang terjadi.
"DASAR PSIKOPAT SIALAN! AKAN KUBAKAR RUMAHMU!"
Makian penuh amarah itu terdengar semakin keras setelah aku keluar dari kamar. Aku berjalan mendekati sumber suara.
Haah... lihatlah dia, memakiku tanpa henti diujung tangga sana. Sepertinnya dia serius tentang dia akan membakar rumahku, lucu sekali.
Aku melipat tangan menatapnya dingin, "apa yang kau lakukan?"
Sesuai tebakan, dia tidak tau aku ada dirumah dilihat dari betapa terkejutnya dia.
"K-kau... kau ada dirumah?" tanyanya dengan wajah tidak percaya.
"Ya... dan kau baru saja menggangu istirahatku."
"Ma-maaf, aku tidak tau kau ada dirumah," katanya sambil menggaruk belakang lehernya.
"Jadi maksudmu, kau akan membakar rumahku jika aku tidak ada dirumah?" ejekku.
"Tidak, tidak! Kapan aku bilang begitu?"
Reaksinya itu selalu lucu dan itu yang membuatku senang menggodanya.
"Kutanya apa yang kau lakukan? Kenapa cari ribut pagi-pagi?"
"I-itu..." aku mengikuti arah yang ditunjuknya, "aku meninggalkan tongkatku disana kemarin, aku jadi tidak bisa turun kebawah...."
"Pfftt... jadi kenapa kau ingin membakar rumahku karna tongkat itu?"
"Karna kemarin kau menggendongku dan meninggalkan tongkatnya disana!"
Hmm... aku berpikir sebentar, "yah... itu memang salahku sih, jadi kau butuh bantuan lagi?"
"Ya, tolong bawa tongkat itu kemari."
"Tidak, aku tidak mau."
Aku menaiki tangga sambil terus menatapnya.
"Kenapa tidak mau!?"
"Tidah ada alasan khusus. Lagi pula aku bisa membantumu turun tanpa tongkat itu," aku berdiri dihadapannya sambil tersenyum miring. Dia mundur beberapa langkah menatapku jijik. Tatapan itu sedikit melukaiku tapi tidak masalah, aku pernah mendapatkan yang lebih menyakitkan dari pada ini. Itu saat kita pertama kali bertemu setelah sekian lama di studiomu. Caramu menatapku saat itu seperti sedang melihat makhluk paling menjijikkan didunia dan itu membuat darahku mendidih.
"Jangan coba-coba menggendongku lagi atau aku akan menggigit bahumu sekali lagi."
Aku tertawa mendengar ancamannya. "Sejujurnya aku tidak membenci itu, kau lihat ini?" aku menarik kerah piyama memperlihatkan bekas gigitan di bahuku, "ini terlihat seperti love bite."
"Bajingan gila!" umpatnya.
Aku mengedikkan bahu, "jika kau tidak ingin dibantu, yasudah," aku balik kanan meninggalkannya tapi dia menarik kerahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMINOUS || GunRae
Teen FictionAku bertemu lagi dengan orang yang sudah merebut mimpiku dan harus berurusan dengannya agar aku bisa melanjutkan kehidupanku. Namun ada sesuatu yang salah, dulu, dia adalah seseorang yang polos dan baik hati tapi sekarang berubah menjadi psikopat gi...