Symphony of Lies

412 55 12
                                    

Taerae kembali tersentak dalam tidurnya dengan alasan yang sama dengan beberapa hari terakhir. Dia bermimpi. Mimpi yang bahkan tidak bisa ia ingat dengan jelas. Siapa orang yang sedang bicara dengannya? Apa yang sedang mereka bicarakan? Taerae tidak bisa mengingatnya meski sudah mencoba.

Keadaan kamar masih gelap karna ini masih tengah malam. Meski begitu Taerae bisa merasakan dengan jelas pelukan erat Gunwook di balik selimut, sama seperti malam-malam sebelumnya, dengan posisi yang sama persis juga, yaitu Gunwook yang memeluknya dari belakang.

Taerae menggigit bibir sebal. Gunwook selalu memeluknya dalam tidurnya namun ia bahkan tidak bisa menyadari itu padahal ia orang yang cukup sensitif dengan gerakan atau suara saat tidur.

"Sial, apa aku harus terbiasa dengan posisi aneh ini?" gumam Taerae berusaha melepaskan diri dari dekapan Gunwook.

Taerae kembali terlonjak saat merasakan dekapan yang semakin erat di pinggangnya. Kepalanya tertoleh untuk menatap Gunwook di belakangnya.

"Kau selalu terlihat gelisah dalam tidurmu makanya aku memelukmu supaya kau tenang, mengejutkan bahwa cara itu berhasil."

Taerae bisa merasakan mulut Gunwook yang bergerak di punggungnya, itu menggelitik karna Gunwook membenamkan wajahnya pada punggung Taerae. Kemudian Taerae menyadari penjelasan Gunwook soal ia yang selalu gelisah ketika tidur.

"Ah, benar juga. Apa karna mimpi itu, ya?" Taerae memperbaiki posisinya menjadi terlentang sehingga dagu Gunwook bertumpu pada bahunya.

"Mimpi apa?" tanya Gunwook.

Taerae sedikit menggeliat karna merasa tergelitik oleh dagu Gunwook yang bergerak di bahunya saat ia berbicara.

"Hei, menjauhlah...." ucap Taerae sambil terkekeh kecil.

"Tidak mau~" Gunwook mengeratkan pelukannya. Kapan lagi Taerae pasrah saat ia menempel seperti ini.

"Ini geli!"

"Jadi mimpi apa yang kau alami sampai membuatmu gelisah seperti ini?" tanya Gunwook mengembalikan topik yang sempat terlewat.

"Itu... aku mengalami mimpi ini sejak beberapa waktu lalu." Jari Taerae memainkan ujung lengan baju Gunwook di balik selimut, ia melanjutkan ceritanya, "masalahnya aku tidak bisa mengingat dengan jelas isi mimpi itu begitu terbangun. Aku hanya ingat aku membicarakan sesuatu yang tidak begitu jelas dengan seorang pria."

"Siapa?"

"Aku juga tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya. Yang pasti mimpi ini selalu menggangguku dan membuatku merasa lelah di pagi hari karnanya."

Terjadi keheningan yang cukup panjang setelah kalimat Taerae berakhir. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Taerae mencoba keras mengingat isi mimpinya sedangkan Gunwook memandang wajah serius Taerae sambil mencoba menebak isi pikiran pria itu.

"Mau minum sedikit alkohol?"

Taerae menoleh cepat, menatap kedua mata Gunwook yang hanya berjarak beberapa senti. "Tengah malam begini?" tanya Taerae mencoba memastikan pendengarannya.

Gunwook mengangguk membuat Taerae menggeliat kegelian sekali lagi.

"Kau terlihat begitu frustrasi, beberapa gelas alkohol akan membantumu pulih."

"Yah, alkohol tidak buruk juga, meski aku pernah bersumpah tidak akan pernah menyentuh alkohol lagi di rumah ini tapi untuk kali ini, aku akan melanggar sumpahku."

"Pftt... apa yang membuatmu begitu trauma?"

"Apa masih perlu dipertanyakan?"

Gunwook tergelak. Ia bangkit dari tidurnya lalu menarik tangan Taerae untuk duduk.

LUMINOUS || GunRaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang