"Hajun?!" Seru Taerae ketika melihat pria yang dia kenali keluar dari salah satu ruang fisioterapi.
Taerae menghampiri Hajun dengan langkah tergesa, tidak memedulikan Gunwook yang menatap sinis keduanya.
Taerae menggenggam tangan Hajun yang tidak terbalut perban, "keajaiban bertemu denganmu disini! Bagaimana kabarmu?"
Tak berbeda dengan Taerae, Hajun juga menunjukkan ekspresi berbinar, "Kak Taerae, peluk aku!" Pinta Hajun.
"Eh?" Taerae ragu-ragu melihat keadaan Hajun yang duduk di atas kursi, lengan kanannya patah, begitu juga dengan lutut kirinya, dan bahu kanannya retak. Sepertinya tidak baik memeluk Hajun dengan keadaan begini, Taerae takut tidak bisa menahan diri dan malah menyakiti Hajun.
"Aku baik-baik saja, cepat peluk aku, Kak!" Hajun merentangkan tangan tidak sabar.
Taerae tidak berpikir lagi dan memeluk lembut leher Hajun.
"Ekhem!"
Taerae dan Hajun melepas pelukan mereka dan serentak berpaling pada batuk seseorang yang dipaksa.
Di sana Gunwook berdiri sambil melipat tangan, dia benar-benar diabaikan oleh keduanya.
"Siapa dia, Kak?" Tanya Hajun pada Taerae.
"Kau tidak kenal aku?" Gunwook sedikit mengangkat topinya agar wajahnya terlihat lebih jelas.
"Hm.... Tidak, memangnya kau siapa?"
"Wah... Lihat bocah ini bicara santai padaku, hei! Aku ini lebih tua dua tahun darimu, tahu!"
"Hei, sudahlah," lerai Taerae.
Taerae berpaling pada Hajun, "dia... bukan teman, bukan kenalan juga, hmm... bagaimana cara menjelaskannya... hanya seseorang yang entah bagaimana aku harus terlibat dengannya?"
Hajun mengangkan alis bingung, tidak mengerti dengan penjelasan yang tidak jelas sama sekali. Gunwook jelas marah mendengarnya tapi saat ini mereka sedang berada di tempat umum, dia tidak ingin bertindak kasar atau melakukan sesuatu yang memicu keributan. Rumor itu benar-benar menyusahkan.
Disisi lain, Hajun yang dari awal tidak suka dengan sikap Gunwook terus menatapnya curiga.
"Jadi, dimana Haejong?" Tanya Taerae melihat sekeliling ketika tidak mendapatkan Haejong di sana.
"Dia tidak datang kemari bersamaku, aku di sini dengan perawatku," Hajun menunjuk seorang wanita yang sedang bicara dengan dokter, "Kak Haejong pergi bekerja. Apa kamu ingin aku sampaikan salam padanya?"
"Iya, tolong ya. Aku ingin sekali menelponnya tapi karna beberapa alasan aku tidak bisa. Aku dengar kalian pindah, apa aku boleh tau alamat kalian? Aku ingin berkunjung sesekali jika ada kesempatan."
"Ah, itu, distrik--
"Kim Taerae, sekarang giliranmu. Ayo masuk," suara rendah Gunwook memotong ucapan Hajun.
Taerae menoleh pada Gunwook yang lebih dulu pergi memasuki ruangan terapi. Dia menyadari perubahan suara dan ekspresi wajah yang berusaha disembunyikannya.
Taerae tersenyum kecil pada Hajun, "mari kita bicara lagi nanti," pamit Taerae pada Hajun.
Taerae segera menyusul Gunwook, tidak ada gunanya membuat Gunwook marah ketika suasana hatinya sedang senang, hanya dia yang akan dirugikan, Taerae sadar betul dengan hal itu jadi dia memilih untuk mengikuti Gunwook untuk saat ini.
=====
Mereka kembali ke mobil setelah sesi terapi Taerae selesai, tidak membutuhkan waktu lama untuk itu dan Gunwook dengan setianya menunggu tanpa menggerutu sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMINOUS || GunRae
Teen FictionAku bertemu lagi dengan orang yang sudah merebut mimpiku dan harus berurusan dengannya agar aku bisa melanjutkan kehidupanku. Namun ada sesuatu yang salah, dulu, dia adalah seseorang yang polos dan baik hati tapi sekarang berubah menjadi psikopat gi...