sorry for being so late
but I hope you enjoy
Happy reading!=====
"Hm... Kenapa ya? Mungkin karna apapun yang terjadi kau tidak akan meninggalkanku-tidak, aku yang tidak akan membiarkanmu meninggalkanku. Lagipula aku sudah bilang, aku merasa jijik jika seseorang menyukaiku karna kepribadian palsu yang aku buat, jadi aku tidak menyembunyikannya darimu. Kau harus terbiasa karna akan menghabiskan seumur hidupmu denganku." Gunwook menatap dalam mata Taerae, ekspresinya serius.
"Dasar gila! Siapa juga yang ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan pria gila sepertimu," bantah Taerae mengalihkan wajahnya. Ucapan Gunwook terdengar sangat yakin membuatnya sedikit khawatir.
Tawa Gunwook pecah karna ekspresi gentar Taerae, itu terlihat lucu baginya. Taerae yang kesal memukul pelan lengan Gunwook, "berhenti tertawa dan berikan ponselnya!"
Gunwook berusaha menghindari pukulan Taerae, bukannya berhenti tawanya terdengar semakin keras.
"Hei, cepat berikan ponselnya padaku, kau sudah janji!" Jerit Taerae lelah terus mengejar Gunwook yang berlarian di balkon.
Gunwook tertawa cukup keras sebelum memberikan ponselnya pada Taerae. Mata Taerae berbinar menatap ponsel tersebut, rasanya seperti melihat benda langkah yang hanya bisa ditemui 100 tahun sekali. Taerae mengetik nomor Haejong namun saat jarinya akan menekan tombol hijau untuk melakukan panggilan, ia berhenti. Kepalanya menoleh pada Gunwook yang sejak tadi masih berdiri disampingnya memperhatikan.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau masih disini?" Tanya Taerae bingung.
"Hm? Aku sedang mengawasimu?" Tanya Gunwook tak kalah bingung.
"Apa, sih?! Pergi sana! Kenapa juga harus diawasi?" Usir Taerae.
"Siapa yang tau kau mungkin menelpon polisi atau semacamnya, aku tidak bisa membiarkan itu terjadi."
"Sial, aku bahkan tidak kepikiran sama sekali tapi karna kau bilang begitu apa sebaiknya kucoba saja?"
"Kau juga ingin mencoba ku dorong ke bawah dari atas sini?"
"Dasar gila! Sebenarnya seberapa jauh kesuksesan ini merubah otakmu?" Tanya Taerae ngeri, "sudah lah, aku hanya akan menelpon Haejong jadi jangan ganggu aku. Pergi sana!"
"Tidak mau, aku ingin menikmati malamku di sini," ucap Gunwook tidak mau kalah, ia mengeluarkan kotak rokok dari kantongnya dan menghidupkan rokok tersebut.
Taerae mendengus kasar dan mencoba tidak memedulikan Gunwook. Ia menekan tombol telpon dan menempelkan ponsel tersebut ke telinganya.
Beberapa kali dengung panggilan terdengar tapi Haejong tidak menjawab telpon tersebut hingga akhirnya suara operator terdengar dan panggilan terputus. Taerae tidak menyerah, dia mencoba lagi, lagi, dan lagi namun hasilnya nihil. Haejong tidak menjawab panggilannya. Ini membuat Taerae sedikit khawatir.
"Sepertinya dia sedang sibuk, menyerah saja, lah." Gunwook menghembuskan asap rokoknya.
Taerae menghela napas lelah, dia berpikiran sama dengan Gunwook tapi tidak ingin menunjukkannya. Jadi dia tekan layar ponsel sekali lagi untuk yang terakhir kalinya. Namun Haejong masih tidak menjawab telponya, Taerae akhirnya menyerah dan mengembalikan ponsel Gunwook.
Menghirup asap rokok yang sudah lama tidak tercium olehnya membuat tenggorokannya gatal. Sudah lama sejak terakhir dia merokok dan asap rokok yang keluar dari mulur Gunwook saat ini terlihat sangat menggoda.
"Beri aku satu," pinta Taerae.
"Apa? Ini?" Tanya Gunwook mengangkat rokok yang sudah dibakarnya.
Taerae mengangguk. Gunwook menyodorkan rokok ditangannya, membuat kepala Taerae mundur beberapa senti, wajahnya terlihat jijik.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUMINOUS || GunRae
Teen FictionAku bertemu lagi dengan orang yang sudah merebut mimpiku dan harus berurusan dengannya agar aku bisa melanjutkan kehidupanku. Namun ada sesuatu yang salah, dulu, dia adalah seseorang yang polos dan baik hati tapi sekarang berubah menjadi psikopat gi...