Mad Dog

396 70 1
                                    

First of all, I wanna say happy 1k votes!!!😍🎉🥳🥰

Thanks for all your support so this work can keep going until now. Honestly, I had a lot of doubts about continuing this work, but because of your enthusiasm, I can keep writing this work until now🙏😊

Juga, aku minta maaf karena sering ngilang. Aku ga bakal buat alasan apapun lagi karna kali ini pure kesalahan aku yang suka nunda², kadang kena writer's block sii🙈
Anyway, thank you for all support and hope you enjoy this chapter!!

=====

"Seakan-akan dunia juga tidak setuju kau jauh dariku. Tidak peduli bantuan Jiwoong atau Matthew, kita hanya ditakdirkan bersama."

"Bisakah kau tutup mulutmu? Aku mulai muak mendengar omong kosongmu." Ucap Taerae tajam.

"Tidak. Ada banyak hal yang ingin aku bicarakan." Gunwook berjalan mendekati Taerae dan menaruh tangannya pada bahu Taerae, "karna sudah terlanjur seperti ini, aku akan bertanya sesuatu padamu." Wajah licik Gunwook berubah menjadi ekspresi dingin.

Taerae tidak takut, ia balas menatap Gunwook tidak kalah tajam. Seakan-akan mereka sedang berlomba untuk menunjukkan tatapan siapa yang paling mengerikan. Mata keduanya seperti saling menembakkan sinar laser.

"Kau..." nada penuh penekanan keluar dari bibir Gunwook, "apa kau benar-benar berpikir akulah penyebab gagal debutmu? Kau benar-benar berpikir begitu?" Gunwook menunduk untuk menyamakan tingginya dengan Taerae yang sedang duduk di ranjang.

Taerae mendengus malas. "Kau sudah tahu jawabannya, kau pasti sudah mendengar itu dari teman-temanku." Balasnya.

Gunwook terkekeh kecil sambil menepuk pelan bahu Taerae beberapa kali. "Wah... benar-benar luar biasa...."

Gunwook melepas bahu Taerae dan berjalan mondar-mandir di dekat ranjang. Ia terlihat begitu frustrasi hingga mengacak rambutnya. Taerae tidak banyak bicara dan hanya memperhatikan pria itu dengan tatapan tajamnya.

Tiba-tiba Gunwook berhenti dan menatap Taerae.

"Tapi... semakin aku pikirkan semakin tidak adil rasnya, benar bukan?" tanya Gunwook kembali mendekati Taerae. Ia mencengkeram rahang pria di bawahnya dan berkata, "oi, kau juga tahu aku tidak ada hubungannya dengan kegagalanmu di masa lalu, kau hanya mencoba mencari seseorang untuk disalahkan, bukan?"

Nada Gunwook penuh ancaman, seakan dia memaksa Taerae untuk membenarkan perkataannya. Namun Taerae tidak mau begitu saja, ia menepis kasar tangan Gunwook.

"Tidak! Jika saja dari awal kau tidak muncul di perusahaan maka semua ini tidak akan terjadi! Dari awal seharusnya aku tidak memberitahumu tentang aku yang menjadi trainee maka aku tidak perlu kehilangan impianku! Aku tidak perlu menjadi pecundang yang gagak mengejar mimpinya! Aku tidak perlu hidup susah payah menanggung malu pada orang tuaku! Dan aku tidak perlu terjebak di sini dengannya! INI SEMUA SALAHMU! INI SEMUA KARNAMU!!" pekik Taerae meluapkan emosinya, tangannya mencorong dada Gunwook beberapa kali.

Gunwook tidak terima diperlakukan seperti itu kembali mencengkeram rahang Taerae, kali ini seperti ada api membara dimatanya karna emosi yang membuncah.

"Apa kau bodoh? Bagaimana bisa kau berpikir begitu?! Akan kukatakan sekali lagi agar kau mengerti. Kegagalanmu tidak ada hubungannya denganku," Gunwook menekan setiap kata dikalimat terakhirnya. "Mau kau jungkir balik mati-matian mengejar mimpi bodoh itu, jika itu tidak ditakdirkan untukmu maka itu tidak akan pernah menjadi milikmu! Terima saja takdirmu dan lanjutkan hidupmu! Setelah semua penjelasan ini apa kau masih berpikir itu semua salahku?"

LUMINOUS || GunRaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang