In Between

433 55 5
                                    

Tekan tombol bintang dulu plis😣

Happy Reading!

=====

'sebenarnya bagaimana perasaanku dengan semua ini?'

Entah sejak kapan dunia terasa begitu asing. Taerae dulu adalah pria ceria yang memiliki mimpi yang sangat besar, namun sekarang dia hanyalah pecundang yang terkurung dalam rumah yang bagaikan sangkar emas ini. Tidak memiliki mimpi. Tidak bertemu dengan siapa pun. Dibenci oleh orang tuanya. Dikhianati oleh teman-temannya. Apa lagi yang kurang dari penderitaan ini? Pertanyaan yang awalnya 'sebenarnya bagaimana perasaanku dengan semua ini?' berubah menjadi 'sebenarnya apa lagi yang aku cari? Apa lagi yang aku harapkan? Apa lagi yang aku tunggu? Apa yang membuatku masih bernapas?'

Taerae menatap hampa air kolam yang tenang di depannya dengan pikiran yang berkecamuk namun hati yang terasa kosong. Kapan terakhir kali ia berani berdiri sedekat ini dengan kolam renang itu? Sudah lama sekali. Sejak ia hampir mati tenggelam, ia tidak pernah mendekat satu langkah pun pada kolam renang itu. Ini bukan pertama kali ia mencoba mendekat ke kolam, sudah ia coba beberapa kali namun hatinya menjadi lemah ketika melihat air kolam yang dingin. Meski begitu, pertanyaan akan alasan kenapa ia masih berada di dunia ini membuatnya kembali mengumpulkan tekat dan malam ini ia berdiri tepat di pinggir kolam. Siap untuk menenggelamkan dirinya sendiri. Siap untuk mengakhiri semua perasaan aneh dalam dirinya.

Untuk terakhir kali Taerae bertanya pada dirinya sendiri, apakah masih ada alasan untuk terus bertahan?

Tidak ada.

Jawabannya masih sama. Sama seperti malam-malam sebelumnya. Tidak ada.

Taerae menghirup napas panjang untuk terakhir kalinya. Kedua tangannya mengepal erat saling bergetar. Ia memantapkan hatinya. Setidaknya bintang bersinar terang malam ini, aku tidak perlu takut. Aku hanya perlu tenggelam, menyatu dengan air yang dingin dan menghilang dalam keheningan, kemudian bersinar bersama bintang di atas langit.

Taerae maju satu langkah lebih dekat dengan kolam. Memejamkan matanya, bersiap untuk melompat.

Aku siap. Aku harap aku tidak perlu terlahir kembali.

Taerae memejamkan matanya, membiarkan tubuhnya jatuh ke dalam kolam.


=====


"Ugh... malam ini dingin sekali." Gunwook menggesek kedua telapak tangannya berharap akan menghangatkan kedua tangannya yang membeku sambil menunggu lift berhenti di depan apartemennya.

Ia menatap kantong berisi bungeoppang yang baru saja ia beli. Gunwook menghela napas lelah. Sepertinya keputusan untuk bertemu Matthew benar-benar salah. Sepulang dari rumah sakit beberapa waktu lalu, Taerae berubah total. Ia benar-benar menjadi pria yang pendiam, tidak nafsu makan, dan hanya mengurung diri di kamar atau studio musik tanpa menyentuh satu pun alat musik yang ada di sana. Bahkan ketika ia diam-diam menyusup ke atas ranjang Taerae untuk memeluknya ketika tidur, Taerae tidak mengomel atau memukulnya seperti biasanya. Dia hanya diam, tidak melawan ataupun bergerak sedikit pun. Tubuhnya seperti kehilangan jiwanya.

Gunwook menyentuh dadanya yang berdebar ketika teringat pujaan hatinya. Itu bukan debaran cinta, itu adalah debaran penuh kecemasan yang menyiksa. Sejujurnya ia tidak ingin meninggalkan Taerae sedetik pun namun sudah dua hari Taerae tidak menyentuh makanannya, Gunwook berharap Taerae akan memakan bungeoppang yang ia belikan meskipun hanya sedikit.

Kaki Gunwook bergerak tidak sabaran karna pintu lift tidak kunjung terbuka. Begitu lift terbuka, ia langsung menekan sandi rumahnya dan masuk ke dalam rumahnya yang terasa hangat. Gunwook melempar sembarangan jaket yang ia kenakan. Langkahnya terhenti ketika melihat pintu kamar Taerae terbuka yang menandakan pemiliknya tidak ada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUMINOUS || GunRaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang