Hide and Seek

308 50 0
                                    

Kaki Taerae melangkah di atas butiran pasir. Tiba-tiba saja Gunwook membawanya berjalan-jalan ke pantai sepulang dari panti asuhan. Gunwook bilang dia selalu mengunjungi pantai ini setiap kali ia merasa sedih.

"Angin pantai itu sangat menenangkan, kuharap perasaanmu menjadi lebih baik," ucap Gunwook.

Taerae tidak membalas, ia terus mengikuti langkah Gunwook yang berjalan lebih dulu. Angin yang mengelus wajah mengacak rambutnya dan membuat napas berembun. Udara malam itu cukup dingin sehingga Taerae menyembunyikan kedua tangannya dalam saku celana.

Langkahnya berhenti ketika Gunwook tiba-tiba duduk di atas hamparan pasir putih dan mengeluarkan rokoknya.

"Aku biasanya duduk di sini semalaman dan menghabiskan rokokku lalu pulang ke rumah," Kata Gunwook melanjutkan ceritanya.

Taerae ikut duduk di sebelah Gunwook sambil memeluk lututnya. Ia hanya mengenakan jeans dengan kemeja yang cukup tipis di akhir musim gugur yang dingin ini. Seharusnya ia mengenakan sesuatu yang lebih hangat seperti yang digunakan Gunwook.

"Apa yang kau pikirkan selama waktu itu?" Taerae akhirnya membuka mulut.

"Banyak hal. Namun aku berharap aku tidak memikirkan apa pun." Gunwook menyodorkan kotak rokoknya, "kau mau?"

Taerae menggeleng, dia sedang tidak dalam ingin merokok. Melihat Gunwook merokok saja sudah membuatnya mual. Dia jarang merokok tapi sekalinya merokok dia langsung menghabiskan satu kotak, Taerae benar-benar tak habis pikir dengan kelakuannya.

"Kau tahu kau harus mengurangi jumlah rokokmu, kan?" Taerae memastikan.

"Apa ini? Kau khawatir padaku?" Gunwook terkekeh.

"Kau gila? Aku mengkhawatirkan diriku sendiri, aku jadi perokok pasif gara-garamu."

Tawa Gunwook pecah, "aku biasanya tidak merokok, aku hanya merokok ketika banyak pikiran."

Taerae menoleh memandangi pantai lepas di depannya. Dia tidak ingin penasaran dengan hal yang sedang mengganggu pikiran Gunwook.

Keheningan kembali menyelimuti keduanya ketika butiran putih mendarat di lengan Taerae. Taerae menengadah untuk melihat butiran salju lainnya jatuh dari atas kepala mereka. Salju pertama turun.

Mata Taerae berbinar memperhatikan bagaimana salju seputih kapas itu beterbangan ke sana kemari, tangannya berusaha menangkap salah satu dari mereka. Ia terlalu sibuk untuk menyadari Gunwook yang diam-diam memperhatikannya sedari tadi.

"Sudah lama sejak terakhir kali kita melihat salju bersama."

Taerae terbatuk mendengar celetukan Gunwook. "Aku tidak ingat apa pun," elaknya.

Angin laut tiba-tiba menjadi lebih kencang dari sebelumnya. Bulu kuduk Taerae berdiri dan ia mulai menggigil kedinginan. Tanpa banyak bicara Gunwook melepas jaket kulitnya yang memasangkannya pada Taerae. Taerae tidak menolak.

Suara ombak yang menenangkan membuat Taerae memejamkan matanya, perasaan menjadi lebih baik seperti yang diharapkan Gunwook. Ia menikmati bagaimana udara malam itu menyapu setiap inci wajahnya.

"Itu benar Park Gunwook! Aku bisa melihatnya dengan jelas."

Mata Taerae terbuka mendengar bisikan yang tidak seperti bisikan itu. Mereka bahkan tidak berusaha untuk mengecilkan suara mereka sama sekali.

Taerae menoleh untuk mendapatkan dua gadis yang sepertinya masih duduk di bangku sekolah menengah saling berbisik sambil menunjuk ke arahnya, atau lebih tepatnya ke arah pria di sebelahnya.

"Ah, temannya melihat kemari. Apa kita terlalu keras?"

"Tapi apa kau yakin itu kak Gunwook? Apa yang mereka lakukan berduaan di sini?"

LUMINOUS || GunRaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang