Chapter 19

73 13 0
                                    

double up!!!

Happy reading!!!

*****

Caca menatap Gaby dengan rasa bersalahnya. Melihat ekspresi Gaby yang langsung berubah, membuat Caca tau bahwa postingan tersebut melukai perasaan temannya.

"Gue nggak bermaksud bikin lo sakit hati, Gab. Gue cuman spontan aja langsung kasih hp gue setelah lihat itu. Maafin gue, ya."

Gaby menghela napas pelan. Tersenyum tipis dan menyerahkan ponsel milik Caca kembali.

"Lo nggak salah. Nggak papa kok, gue harusnya makasih karena spontan lo bikin gue tau sadar akan sesuatu."

Caca diam mendengar perkataan Gaby. Dari suaranya, Caca merasa bahwa temannya sedang berpura-pura menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.

Gaby tiba-tiba berdiri dari duduknya. Meraih ponselnya yang dia letakkan di atas meja lalu menatap ke arah Caca masih dengan senyum tipis nya.

"Gue ke toilet dulu, ya. Nanti kalau kantin udah mulai sepi, lo cepet hubungin gue," ucap Gaby dan berlalu pergi tanpa mendengar jawaban Caca terlebih dahulu.

"Kalau sampai lo bener nyakitin hati temen gue, lo nggak akan gue biarin tenang gitu aja, Andra!!" ucap Caca dengan pelan namun penuh penekanan di setiap katanya. Melihat kembali ke layar ponsel, lalu melempar ponselnya pelan ke atas meja. Menatap ke arah perginya Gaby dengan perasaan khawatir.

 Menatap ke arah perginya Gaby dengan perasaan khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Gaby menundukkan kepalanya di depan wastafel toilet. Menatap ponsel di tangannya yang kini menampilkan sebuah postingan yang tadi ditunjukkan oleh Caca.

"Sayang?" ucapnya bingung.

"Iya, sayang. Panggilan sayang untuk teman gue yang special!!"

"Tapi Andra, nggak ada yang namanya teman kalau manggil sayang. Gue nggak mau lo manggil gue itu."

Andra tertawa pelan, "Siap, By. Maaf untuk kelancangannya."

Percakapan itu kembali terdengar di telinga Gaby. Tentang tawa dan perlakuan manis yang kemarin Andra berikan, juga kembali teringat dalam pikirannya.

Tapi kamu harus mengerti, Tamara. Cinta yang seru itu nyatanya juga melukai.

Cinta itu indah. Cinta itu seru. Hal yang lo takutkan nggak akan pernah terjadi, kalau lo nggak menaruh ekspektasi terlalu tinggi dalam diri lo.

Lagi. Ucapan Ayah dan Aruna kala itu, kini juga lagi-lagi kembali terdengar. Gaby mengusap wajahnya kasar. Memasukkan ponselnya ke dalam saku rok, lalu membasuh mukanya dengan air.

Saat ini, hal yang dia takutkan benar-benar terjadi. Kejadian yang dulu pernah dia rasakan, kini kembali terulang lagi.

Rasanya, Gaby seperti kembali dihantam oleh kenyataan yang terjadi secara tiba-tiba. Kesenangan yang dia rasakan beberapa saat lalu terasa berlalu begitu saja tanpa ada hasilnya terlebih dahulu.

Time With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang