Chapter 27

64 12 0
                                    

ngantuk ;(

Happy reading!!!

*****

Acara berjalan dengan lancar. Sekitar dua jam lagi acara akan dibubarkan. Mereka memberikan istirahat sejenak, sebelum lanjut ke acara penutupan.

Gaby berjalan melewati koridor sekolah menuju kantin. Teman-teman yang lainnya lebih banyak membeli makanan atau minuman di luar yang memang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Namun karena suasananya yang cukup ramai, membuat Gaby memilih untuk membeli minum di kantin sekolah saja. Itung-itung juga memberikan sedikit rejeki untuk mereka yang berjualan di kantin.

Setelah selesai membeli apa yang dia butuhkan, Gaby tidak langsung kembali. Dia memilih untuk duduk sebentar di area istirahat di depan kantin.

"Kenapa sendirian di sini?"

Andra datang setelah berbincang sebentar dengan Oky dan Pandu. Tadi mereka sedang berbicara soal penampilan Andra dan Caca yang sukses, di samping panggung. Saat ingin pergi, Andra melihat Gaby yang berjalan sendirian masuk ke dalam sekolah. Membuat dia secara langsung mengikutinya.

"Yang lain lebih suka beli di luar. Lagi rame juga," ucap Gaby jujur. Dia menatap Andra yang ikut duduk di hadapannya.

"Lo hebat. Penampilan kalian luar biasa."

Andra tersenyum senang mendengar pujian yang keluar dari mulut Gaby. Meski sudah banyak orang yang mengatakan hal serupa, tapi terasa berbeda jika yang mengatakannya adalah Gaby.

"Lo juga hebat, karena sudah menjalankan tugas dengan tanggung jawab."

Gaby tertegun mendengar itu. Selama dia menjadi pengurus kelas, belum pernah ada satu orangpun yang mengatakan kalimat tersebut. Pada dasarnya, meski terlihat tidak peduli, tapi Gaby juga ingin diapresiasi. Dan Andra telah melakukannya.

"Terima kasih, Yovandra. Terima kasih untuk apresiasi pertamanya."

Mereka diam cukup lama. Baik Andra maupun Gaby, mereka kembali berperang dengan pikiran masing-masing. Banyak yang ingin diucapkan, banyak yang ingin diungkapkan, tapi terasa sangat sulit dan berat.

"By."

"Ya?"

"Maaf."

Ekspresi Gaby berubah datar, "Untuk?"

"Semuanya."

Andra menghela napas panjang. Memberanikan diri untuk menatap mata Gaby.

"Maaf untuk semua luka yang ada. Maaf untuk jalan yang tak ada ujungnya. Maaf untuk perasaan yang belum tersampaikan."

Gaby membalas tatapan Andra tanpa ekspresi. Sedikit paham dengan arah pembicaraan mereka nanti, namun lebih memilih diam sambil menunggu Andra untuk menjelaskan semuanya.

"Gue benci, By. Gue benci dengan semua rasa sakit yang lo rasain karena gue. Gue benci dengan jarak yang lo ciptakan di antara kita. Gue benci ketika lo mengatakan kalau tidak ada yang terjadi di antara kita. Gue benci karena baik lo maupun gue, kita tidak bisa saling mengungkapkan."

"Yovandra..."

"Gue benci ketika tau lo berubah setelah gue jadian sama Sella. Gue benci karena gue merasa nggak suka atas semua yang terjadi karena diri gue sendiri. Gue benci ketika lo menjauh. Gue benci ketika lo berubah."

Andra terus mengatakan banyak hal tanpa memberikan Gaby kesempatan untuk berbicara.

Kalian tau? Gaby sudah mengingatnya. Dulu, dia pernah ada di posisi ini. Posisi yang membuat mereka berakhir beberapa bulan ke depannya.

Time With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang