hari ini satu bab dulu aja ya..
Happy reading!!!
*****
Sejak istirahat, Gaby lebih banyak diam. Mengabaikan Caca yang seringkali mengajaknya untuk berbicara. Obrolan temannya tentang dia tempo lalu, membuat perasaan Gaby terusik. Memangnya, siapa yang tidak terusik jika kata murahan ditunjukkan pada diri sendiri? Terlebih lagi orang yang mengatakan itu adalah teman satu kelasnya.
"Lo kenapa sih dari tadi diem aja?" tanya Caca yang sejak tadi diabaikan.
Gaby hanya merespon dengan menggelengkan kepalanya pelan. Jam setelah istirahat yang seharusnya di isi dengan pelajaran bahasa Inggris, malah menjadi jam kosong karena ketidakhadiran sang guru. Beberapa dari mereka kembali melanjutkan istirahat karena masih belum puas, dan beberapa dari mereka memilih untuk menghabiskan waktu di kelas dengan mengobrol bersama teman dekatnya masing-masing.
Caca yang melihat respon Gaby hanya menghela napas panjang, "Lo kalau masih mikirin omongan tadi, mending lo berhenti sekarang. Omongan mereka bukan hal yang penting, Gab."
"Tapi emang gitu ya pandangan orang-orang ke gue? Lo sendiri gimana melihat gue sekarang?"
"Mereka ngomong gitu karena mereka nggak kenal sama lo. Mereka nggak tau semua cerita yang terjadi. Sedangkan gue kan teman lo, Gab. Gue tau semua ceritanya dan apa yang terjadi di antara kalian."
"Gue nggak pernah berpikir orang bakal punya pandangan seburuk itu ke gue, Ca."
Caca diam setelah mendengar ucapan Gaby. Jujur, hal ini sudah ada dalam prediksi Caca. Kedekatan Gaby dan Andra selalu disaksikan oleh seluruh teman satu kelasnya. Bahkan banyak dari mereka menganggap bahwa Gaby dan Andra adalah sepasang kekasih. Jadi, ada kemungkinan besar pandangan orang akan berubah ketika salah satu dari Gaby dan Andra mempublish hubungannya dengan orang lain. Terlebih lagi, baik Andra maupun Gaby, tetap Gaby lah yang akan mendapatkan pandangan negatifnya.
"By."
Panggilan dari Andra membuat Gaby menoleh. Sedikit terkejut saat seseorang yang ada dipikirannya kini sudah berdiri di sampingnya.
"Boleh minta waktu sebentar? Ada yang mau gue omongin."
Caca menatap Andra penuh intimidasi. Layaknya seperti garda terdepan, dia berniat untuk menjauhkan Gaby dari cowok brengsek di hadapannya saat ini.
"Mau apa lo ngomong sama temen gue?!" tanya Caca dengan ketus.
Menyadari ada nada tak suka dari Caca, membuat Andra mengernyit bingung. Ada apa dengan anak ini?
"Gue cuman mau ngomong sama Gaby sebentar. Memangnya kenapa? Bukannya udah biasa gue ngobrol sama Gaby?" sahut Andra pada Caca.
"Sekarang udah bukan hal biasa lagi!! Kalau lo mau ngomong, ya ngomong di sini aja. Ngapain harus pergi dari sini, kayak penting aja."
"Emang penting! Dan yang pasti, lo nggak perlu tau dengan apa yang mau gue omongin."
Gaby memijat pelipisnya pelan. Kepalanya akan sakit jika harus membiarkan mereka terus berdebat. Apalagi sebentar lagi mereka harus menjadi partner, jadi Gaby tidak akan membiarkan hal-hal buruk terjadi.
"Ayo, An. Jangan bikin keributan di kelas."
Baik Andra maupun Caca menatap Gaby dengan tatapan berbeda. Caca yang menatap tak terima, lalu Andra yang sedikit terusik dengan panggilan yang dilontarkan oleh Gaby.
"Kenapa diam aja? Katanya mau ada yang diomongin," ucap Gaby heran saat melihat Andra yang masih berdiri diam.
Tanpa menunggu lebih lama, Gaby segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar. Berusaha mengabaikan berbagai macam tatapan dari teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time With You
عاطفيةJatuh cinta adalah satu hal yang paling dibenci oleh Gaby setelah satu tahun lalu. Tepatnya setelah dia menyukai salah satu teman satu kelas yang malah berakhir patah hati. Banyak kejadian dan kejutan yang terjadi. Membuat Gaby mengklaim bahwa tahun...