Chapter 21

74 12 0
                                    

Happy reading!!!

*****

Hari ini berjalan tak seperti biasanya. Di hari kamis yang jam pertama sudah diawali dengan pelajaran olahraga, terasa begitu berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

Gaby berjalan menyusuri koridor sekolah. Menenteng sebuah tote bag berisi seragam pengganti, di tangan kirinya. Sedangkan di tangan kanannya, Gaby membawa sebuah map kertas yang entah berisi apa.

Jam masih menunjukkan pukul enam lebih tiga menit. Suasana sekolah juga masih sangat sepi karena bel masuk akan berbunyi saat jam menunjukkan pukul tujuh tepat.

Gaby berangkat sepagi ini karena ada yang ingin dia kerjakan. Sebuah acara pentas seni yang akan berlangsung bulan depan sudah mulai dibahas. Semua ketua kelas diminta untuk rapat singkat dengan pengurus OSIS untuk memberikan pengumuman yang harus dikerjakan oleh ketua kelas.

Seperti saat ini, setelah Gaby selesai meletakkan tas dan tote bag ke bangku nya, dia segera kembali keluar kelas. Berniat pergi menuju aula terbuka yang terletak di dekat lapangan basket.

"Selamat pagi, Gaby!!" Sambutan riang dari seseorang membuat Gaby memelankan jalannya. Menoleh ke samping dan menatap Oky yang sekarang berjalan menyamai langkahnya.

"Selamat pagi juga, Pak Ketua!!" jawab Gaby dengan senyum lebar.

"Rencana lo untuk pensi bulan depan gimana? Udah ada ide buat milih nampilin apa sebagai perwakilan?" tanya Oky mulai membahas soal kegiatan yang nantinya akan menjadi topik dalam perkumpulan osis dan ketua kelas pagi ini.

Gaby ketua kelas, Oky ketua OSIS. Mereka sering kali berbicara dan berdiskusi soal kegiatan sekolah karena mereka selalu diandalkan oleh wali kelas dan teman-temannya. Mempunyai anggota osis dalam kelas menjadi satu keuntungan bagi Gaby. Terlebih lagi, jika orang itu menjabat sebagai ketua osis seperti Oky.

"Belum ada sih. Gue juga belum bicara sama yang lain soal ini."

Oky menganggukkan kepalanya. Tinggal melewati satu lorong lagi, mereka akan sampai ke tempat tujuan. Sebelum itu, Oky menatap Gaby yang lima belas centimeter lebih pendek darinya.

"Gue kemarin sempat denger, kalau Andra ngajakin lo buat tampil bareng? Gimana soal itu?"

Gaby diam setelah mendengar nama Andra disebutkan. Pikirannya langsung tertuju pada sebuah postingan yang dia lihat kemarin. Sampai saat ini, Gaby belum berkomunikasi lagi dengan Andra.

"Itu cuman sekedar obrolan doang. Gue juga nggak yakin kalau Andra emang bener mau ngajak gue tampil bareng," jawab Gaby dengan tatapan mengikuti langkah kakinya.

"Tapi kayaknya, bagi Andra itu bukan cuman sekedar obrolan doang. Gue rasa, Andra serius buat ngajak lo tampil bareng sebagai perwakilan."

Oky mengatakan itu sambil memperhatikan perubahan ekspresi wajah Gaby. Dia tau, menyinggung soal Andra saat ini sebenarnya hal yang tidak diinginkan oleh Gaby.

"Biarpun dia serius dengan rencana itu, gue tetap nggak bisa. Bukankah pengurus kelas dilarang ikut tampil? Dan gue rasa, Andra paham akan itu."

*****

"GUE NGGAK MAU!!!"

Gaby menutup telinganya saat Caca berteriak tepat di hadapannya. Saat ini mereka sedang duduk berdua di teman belakang sekolah.

"Please, Ca, sekali ini aja. Gue nggak tau harus minta tolong ke siapa lagi kalau bukan ke lo."

Caca mendengus kesal, "Gue nggak mau kalau harus nyanyi bareng dia, anjir. Yakali ah, gamau gue!!"

Time With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang